Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RHB Sekuritas : IHSG Menuju 7.000 pada Akhir 2019

Usainya Pemilihan Presiden (Pilpres) menjadi salah satu faktor pendukung laju pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Pengunjung menggunakan ponsel di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di BEI, Jakarta, Selasa (11/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Pengunjung menggunakan ponsel di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di BEI, Jakarta, Selasa (11/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, MANGUPURA — RHB Sekuritas memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal menguat ke level 7.000 hingga akhir tahun ini, ditopang oleh upaya ekspansi emiten untuk memperbaiki balance sheet.
 
Head of Research RHB Sekuritas Henry Wibowo menilai tekanan yang menimpa IHSG pada kuartal II/2019, hanya sementara yang dipicu sentimen domestik maupun eksternal.
 
“Kami masih salah satu yang paling tinggi [menargetkan IHSG]. Sekitar 11—12 persen upside dari sekarang karena menurut kami [tekanan] di kuartal kedua ini temporary,” katanya ketika ditemui di sela-sela Seminar Internasional bertajuk “Facing Softening Global Economy: The Need to Strengthen Bank Resolution Preparedness” yang diadakan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di Bali, Rabu (21/8/2019).
 
Henry menjelaskan pada kuartal II/2019, tekanan indeks disebabkan oleh kekecewaan investor merespons turunnya pertumbuhan pendapatan perusahaan tercatat yang hanya sebesar 7 persen secara year-on-year (yoy). Padahal, pada kuartal sebelumnya, pertumbuhan pendapatan emiten tercatat 11 persen yoy.
 
Selain itu, data-data makroekonomi juga tampil melambat seperti melemahnya pertumbuhan ekonomi ke level 5,05 persen yoy dan pelebaran defisit neraca berjalan (Current Account Deficit/CAD) sebesar 3,04 persen dari PDB.
 
Sementara itu, Pemiihan Presiden (Pilpres) yang diselenggarakan pada April 2019 juga membuat perusahaan wait and see untuk menggelontorkan belanja modal.
 
“Sekarang Pemilu kan sudah selesai, uncertainty itu sudah bisa dibilang turun. Capital expenditure (capex) dari perusahaan, kami ekspektasi akan kembali lagi,” imbuhnya.
 
Dengan demikian, Henry meyakini indeks akan kembali pulih dalam sisa 4 bulan ke depan. Ketika ketidakpastian mulai berkurang, emiten pun akan lebih percaya diri untuk mengeluarkan capex untuk memulihkan pertumbuhan pendapatan.
 
Adapun ekspektasi pemangkasan suku bunga dari Bank Indonesia (BI) juga akan mendorong pergerakan indeks. Pasalnya, sejauh ini, pasar obligasi telah outperform dari pasar saham dan banyak didatangi aliran modal masuk asing (capital inflow).
 
Selanjutnya, yield obligasi pemerintah bertenor 10 tahun diperkirakan bakal parkir di level 7 persen pada akhir tahun ini dan bahkan bisa lebih rendah.
 
“Saya melihat bond market itu adalah lead indicator. Kalau bond-nya bagus, yield akan turun dan kemudian ekuiti juga mengikuti bagus,” ujar Henry.
 
Ke depannya, RHB Sekuritas masih bullish untuk sektor infrastruktur yang akan menerima manfaat dari kenaikan bujet infrastruktur dalam rencana APBN 2020 dengan beberapa pilihan saham seperti WSKT, WIKA, PTPP, JSMR, dan SMGR.
 
Selanjutnya, sektor perbankan dan properti juga direkomendasikan karena sensitif dengan prospek penurunan suku bunga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper