Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Dagang AS vs China: Yuan Sentuh Level Terlemah Sejak Maret 2008

Nilai tukar yuan China melorot ke level terlemahnya dalam lebih dari 11 tahun seiring dengan berlanjutnya ketidakpastian atas perselisihan perdagangan dengan Amerika Serikat (AS).
Yuan/Bloomberg
Yuan/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar yuan China melorot ke level terlemahnya dalam lebih dari 11 tahun seiring dengan berlanjutnya ketidakpastian atas perselisihan perdagangan dengan Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar yuan, yang awal bulan ini menembus level kunci 7 per dolar AS untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan, melemah 0,15 persen ke 7,0740 per dolar AS pada pukul 12.30 siang waktu Shanghai.

Dengan demikian, nilai tukar yuan memperpanjang pelemahannya selama enam hari menjadi 0,7 persen, terbesar di Asia.

Pelemahan ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dia adalah "yang terpilih" untuk mengobarkan perang dagang dengan China.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa dia akan berhadapan dengan China terkait isu perdagangan yang menjerat keduanya meskipun hal ini akan menyebabkan kerugian jangka penda pada ekonomi AS.

"Seseorang harus berhadapan dengan China. Ini sesuatu yang harus dilakukan, bedanya saya yang akan melakukannya," ujar Trump seperti dikutip melalui Reuters, Rabu (21/8/2019).

Trump mengklaim bahwa China telah merugikan AS selama 25 tahun terakhir dan sudah saatnya Washington bertindak meskipun akan berdampak pada negara dalam jangka pendek atau panjang.

Kementerian Luar Negeri China tampaknya tidak mengambil pusing soal komentar tersebut.

"Isu perbedaan dalam masalah perdagangan yang dialami kedua negara bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti. Kuncinya adalah menyelesaikan masalah melalui dialog," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa pejabat AS dan China diagendakan untuk melakukan perbincangan melalui telepon tentang sengketa perdagangan sepanjang pekan depan, selama 10 hari, diikuti dengan kemungkinan pertemuan langsung.

Akan tetapi, para pakar perdagangan mengatakan prospek negosiasi yang produktif saat ini dibayangi oleh sikap Washington yang semakin agresif terhadap China.

Melalui akun Twitter pada Rabu (21/8), Hu Xijin, pemimpin redaksi Global Times yang dikelola pemerintah, kemudian menuliskan bahwa pemerintah China membuat pengaturan untuk kemungkinan tidak adanya kesepakatan perdagangan yang dicapai dengan AS.

Bank sentral China, People's Bank of China, telah menetapkan tingkat referensi harian yuan lebih kuat dari yang diperkirakan selama dua hari berturut-turut. Namun langkah ini gagal meningkatkan sentimen investor.

Penurunan risiko terus-menerus menciptakan siklus aliran keluar modal dan bahkan pelemahan yang lebih tajam pada yuan, situasi yang ingin dihindari oleh pembuat kebijakan. Pada 5 Agustus, nilai tukar yuan melemah melewati level support kunci 7 di tengah memburuknya ketegangan perdagangan.

"Penurunan yuan harus dikendalikan, meskipun mata uang itu akan menghadapi beberapa tekanan untuk melemah saat ini,” ujar Stephen Chiu, pakar strategi pertukaran mata uang asing dan kurs di Bloomberg Intelligence.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper