Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Cermati Kebijakan The Fed, Bursa Asia Turun

Bursa Asia kompak melemah bersama bursa Eropa pada perdagangan siang ini, Kamis (22/8/2019), sedangkan indeks futures Amerika Serikat (AS) bergerak flat ketika para pedagang mencermati risalah rapat kebijakan moneter bank sentral AS Federal Reserve 30-31 Juli yang dirilis Rabu (21/8/2019)
Bursa Asia MSCI/Reuters
Bursa Asia MSCI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Asia kompak melemah bersama bursa Eropa pada perdagangan siang ini, Kamis (22/8/2019), sedangkan indeks futures Amerika Serikat (AS) bergerak flat ketika para pedagang mencermati risalah rapat kebijakan moneter bank sentral AS Federal Reserve 30-31 Juli yang dirilis Rabu (21/8/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 dan indeks MSCI Asia Pacific sama-sama turun 0,2 persen pada pukul 08.18 pagi waktu London (pukul 14.18 WIB).

Pada saat yang sama, indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,9 persen dan indeks futures S&P 500 naik kurang dari 0,05 persen.

Aktivitas perdagangan di AS cenderung tipis pekan ini menjelang penyampaian pidato Gubernur The Fed Jerome Powell dalam pertemuan tahunan bank sentral di Jackson Hole, Wyoming, pada Jumat (23/8/2019) waktu setempat.

Di Asia, bursa saham Hong Kong mengalami penurunan terbesar, sementara bursa China berfluktuasi dan bursa saham Jepang ditutup flat.

Untuk pasar mata uang, dolar AS stabil terhadap sebagian besar mata uang utama, sementara nilai tukar euro membalik penurunannya menyusul rilis data yang menunjukkan peningkatan permintaan sektor swasta di Prancis.

Fokus para pedagang kini tertuju pada pidato Powell sambil mencermati beragam pandangan dari pejabat The Fed yang ditunjukkan dalam risalah rapat 30-31 Juli.

Pada pertemuan Juli, The Fed mengumumkan pemangkasan suku bunga acuannya untuk pertama kali sejak 2008. Oleh Gubernur Jerome Powell, langkah ini disebut sebagai strategi yang dirancang untuk mengantisipasi risiko penurunan.

Dalam risalahnya, para pembuat kebijakan menyoroti risiko terhadap prospek meskipun ekonomi AS, untuk saat ini, berkinerja baik. Mereka melihat langkah pemangkasan suku bunga pada Juli sebagai perlindungan atas tekanan yang diakibatkan perang perdagangan dan inflasi rendah.

Pandangan para pejabat The Fed terkait penurunan suku bunga acuan bank sentral pada bulan lalu menguatkan potensi pemangkasan berikutnya pada September.

Di sisi lain, rilis risalah rapat itu juga menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan telah memperdebatkan penurunan suku bunga yang lebih agresif.

Beberapa pembuat kebijakan lebih menyukai pemangkasan sebesar 50 basis poin. Namun The Fed sepakat untuk menghindari kesan berada di arah menuju penurunan suku bunga lebih lanjut.

Sementara itu, Presiden Donald Trump terus melancarkan kritiknya terhadap The Fed, dengan mengklaim bahwa masalah yang AS miliki adalah The Fed dan Gubernurnya, Jerome Powell. Terkait perdagangan, Trump memperkirakan AS "mungkin" akan membuat kesepakatan.

"Apa yang saya pikir akan kita dengar dari Jackson Hole adalah perubahan menuju The Fed yang mendapatkan lebih banyak fleksibilitas dan opsionalitas,” ujar Jack McIntyre, fixed income portfolio manager di Brandywine Global Investment Management LLC, kepada Bloomberg TV.

“Yang saya maksudkan adalah mungkin [The Fed] mengirimkan pesan kepada pasar bahwa mereka terbuka pada kemungkinan siklus pemangkasan suku bunga yang lebih berkepanjangan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper