Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Tinggi, Industri Perhiasan Emas India Suram

Permintaan emas India pada 2019 diperkirakan akan setara dengan permintaan 2016 lalu, ketika konsumsi merosot ke level terendah dalam 7 tahun, yaitu hanya sebesar 666 ton,
Seorang  pegawai toko emas di Pasar Sentral Antasari Banjarmasin, Kalimantan Selatan sedang menyusun emas perhiasan Senin (1/10/2018)./Bisnis-Arief Rahman
Seorang pegawai toko emas di Pasar Sentral Antasari Banjarmasin, Kalimantan Selatan sedang menyusun emas perhiasan Senin (1/10/2018)./Bisnis-Arief Rahman

Bisnis.com, JAKARTA -Penjualan emas di India berisiko turun ke level terendah dalam 3 tahun karena permintaan yang memudar sejalan dengan tingginya harga logam mulia tersebut.

Proyeksi itu membuat industri perhiasan di India menghadapi prospek yang suram. Saat ini, India merupakan konsumen emas terbesar kedua setelah China.

Dewan Domestik Permata & Perhiasan Seluruh India N. Anantha Padmanaban mengatakan bahwa harapan kenaikan konsumsi emas sebagai perhiasan di India telah sirna. Hal itu dipicu oleh perubahan kebijakan pajak kepemilikan emas di India, harga yang tinggi, pertumbuhan ekonomi yang melambat, dan banjir di beberapa negara di Asia Selatan.

Padahal, permintaan emas selama periode Januari hingga Juni berhasil tumbuh 9% sehingga memunculkan harapan adanya peningkatan konsumsi yang signifikan.

“Permintaan setahun penuh diperkirakan akan setara dengan permintaan 2016 lalu, ketika konsumsi merosot ke level terendah dalam 7 tahun yaitu hanya sebesar 666 ton, karena pembeli membatasi diri untuk pembelian emasnya,” ujar Padmanaban seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (21/8/2019).

Konsumsi emas India telah dipengaruhi oleh upaya pemerintah untuk mengekang defisit perdagangan dan langkah-langkah untuk mencegah investor yang menggunakan logam untuk menghindari pajak.

Pemerintahan India menaikkan pajak impor pada logam mulia pada bulan Juli, yang mendorong harga domestik ke level tertinggi sepanjang masa sebesar 38.666 rupee atau setara US$541 per 10 gram pada pekan lalu.

Padnamaban mengatakan bahwa lonjakan sebesar 5% hingga 7% tersebut sudah membuat pedagang perhiasan emas kesulitan, apalagi ketika emas diproyeksi naik sebesar 20% pada 30 hari hingga 40 hari ke depan. Hal tersebut tampak akan menjadi neraka bagi para pedagang.

Selain itu, harga emas yang lebih tinggi juga bertepatan dengan perlambatan ekonomi India. Oleh karena itu, dia mengatakan bahwa para pedagang lainnya meminta asosiai untuk melakukan sesuatu untuk membantu penjualan emas.

"Bahkan jika kita mengadakan festival, dengan harga saat ini saya yakin pelanggan juga tidak akan langsung bereaksi membeli perhiasan,” papar dia.

Mengutip data World Gold Council, senior FX dan ahli strategi logam mulia di ABN Amro Bank NV Georgette Boele, mengatakan bahwa pembelian emas India selama Januari hingga Juni mencapai 372,2 ton.

Angka tersebut menjadi yang tertinggi sejak 2013 sehingga kenaikan harga lebih lanjut akan mempengaruhi pada tingkat konsumsi global.

“Apalagi, dengan kekhawatiran resesi mengguncang pasar global karena perang perdagangan menyeret pasar ekuitas dan obligasi, tampaknya emas akan terus naik lebih lanjut dengan perkiraan kenaikan hingga US$1.600 per troy ounce,” ujar Georgette.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper