Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PTPP Lirik Krakatau Tirta Industri, Ini Komentar Bos Krakatau Steel (KRAS)

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. bakal mendivestasi sebagian aset non-inti untuk menggalang dana pembayaran utang perseroan. Salah satunya, saham di PT Krakatau Tirta Industri.
Silmy Karim (kiri) mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla/Bisnis-Rachman
Silmy Karim (kiri) mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla/Bisnis-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA— PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. tengah menjajaki divestasi sebagian kepemilikan saham perseroan di PT Krakatau Tirta Industri.

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan tengah menjajaki beberapa kemungkinan divestasi sebagian saham di Krakatau Tirta Industri. Salah satunya dengan PT PP (Persero) Tbk.

Kendati demikian, Silmy memastikan akan melepas sebagian kepemilikan saham di KTI dengan harga terbaik. Hal itu mengingat posisi strategis entitas tersebut serta realisasi kinerja keuangan.

“Krakatau Steel akan mencari harga terbaik. KTI merupakan salah satu anak usaha unggulan,” ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (20/8).

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis.com, KTI merupakan entitas anak usaha yang bergerak di bidang distributor dan pengolahan air. Total aset sebelum eliminasi mencapai US$84,86 juta.

Adapun, emiten berkode saham KRAS itu tercatat mengempit kepemilikan 100% di KTI.

Berdasarkan laporan tahunan 2018, KTI mengantongi pendapatan US$33,71 juta. Realisasi itu naik dari US$32,63 juta pada 2018.

Dari situ, KTI membukukan laba periode berjalan US$11,45 juta. Jumlah itu naik 3,91% dari US$11,02 juta pada akhir 2017.

Dalam pemberitaan Bisnis.com sebelumnya, KRAS berencana melepas sebagian kepemilikan di aset-aset non-core milik perseroan. Langkah itu juga bagian dari upaya restrukturisasi yang ditempuh.

Silmy mengungkapkan perseroan mengincar dana US$1 miliar atau sekitar Rp14 triliun dari pelepasan aset non-inti. Dana yang didapatkan akan digunakan untuk membayar utang.

Dia menyebut perseroan akan melepas sebagian kepemilikan saham di entitas anak di antaranya PT Krakatau Bandar Samudera (KBS), PT Krakatau Daya Listrik (KDL), dan KTI.

“[Pelepasan aset non-inti] kami harus mencari harga yang optimal dan waktu terbaik,” ujarnya.

Untuk KDL, Silmy menyebut tengah melakukan pembahasan dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Menurutnya, dua BUMN itu tertarik dengan bisnis pembangkit listrik dan distribusi gas di entitas anak tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper