Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pekan Ini, Pelaku Pasar Cermati Kebijakan Moneter Bank Sentral

Dari dalam negeri Bank Indonesia diperkirakan bakal sejalan dengan The Fed untuk mengambil langkah dovish dalam menentukan kebijakan moneter.
Siluet karyawan di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Siluet karyawan di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Pada pekan ini fokus pelaku pasar akan mengarah kepada petunjuk kebijakan moneter dari Bank Indonesia dan Bank Sentral AS (Federal Reserve).

Bank Indonesia akan mengadakan rapat dewan gubernur (RDG) pada 21—22 Agustus 2019 yang juga merupakan RDG cakupan kuartalan.

Setelahnya, pidato dari Gubernur The Fed Jerome Powell yang akan tampil di Jackson Hole Economic Policy Symposium bertajuk Challenges for Monetary Policy pada Jumat (23/8/2019) juga akan dicermati oleh investor.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menjelaskan, sentimen pasar pada awal pekan ini akan dipengaruhi oleh faktor global.

Kendati pada akhir perdagangan pekan lalu IHSG menguat setelah Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato Nota Keuangan, Hans menilai efeknya sudah berkurang pada hari ini, Senin (19/8/2019).

“Mungkin efeknya sudah kecil ya dari pidato Presiden. [Sentimen pasar] lebih dipengaruhi faktor global,” kata Hans kepada Bisnis.com, Minggu (18/8/2019).

Dirinya menjelaskan, beberapa indeks utama dunia berhasil rebound pada akhir pekan lalu sehingga IHSG pun dapat bergerak di teritori positif pada awal perdagangan pekan ini.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks S&P 500 menguat 1,45% dan indeks Dow Jones Industrial Average naik 1,2%. Sementara itu, indeks Shanghai Composite tumbuh 0,3% dan indeks MSCI Emerging Market terapresiasi 0,7%.

Adapun dari eksternal, Hans menjelaskan, rencana pemangkasan suku bunga lebih lanjut dari The Fed bakal menjadi sentimen positif. Terlebih lagi, isu perang dagang antara AS—China yang mulai melembek dan tidak lagi terlalu keras diharapkan dapat membuat kondisi pasar kembali kondusif.

Dari dalam negeri Bank Indonesia diperkirakan bakal sejalan dengan The Fed untuk mengambil langkah dovish dalam menentukan kebijakan moneter.

Hans memperkirakan BI masih berpeluang menurunkan suku bunga sebesar 25 bsp dalam RDG bulan ini. Dirinya menilai, kemungkinan BI bisa menurunkan suku bunga sebanyak 3 kali sepanjang 2019.

“Mungkin kita harus lihat keadaan pasar. Kalau dilihat, market naik beberapa hari cenderung agak koreksi turun antara karena pernyataan [mengejutkan dari] Presiden AS Donald Trump. Jadi, tidak bisa dibilang akan terus naik. Minimal Senin mungkin akan mengalami penguatan,” jelas Hans.

Adapun, dengan potensi penurunan suku bunga lebih lanjut, sektor perbankan dan properti pun dinilai bakal diuntungkan.

Dengan demikian, Investa Saran Mandiri merekomendasikan saham BMRI, BBRI, BBNI, BSDE, LPKR, dan SMRA untuk dicermati investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper