Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

REKOMENDASI SAHAM: Mampukah Putra Qatar Dorong ISAT Tembus Rp4.000?

Berdasarkan data Bloomberg, saham ISAT melesat 118,79 persen sepanjang tahun berjalan 2019 ke level Rp3.680 per saham pada akhir perdagangan Selasa (13/8/2019).
Pengunjung beraktivitas di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (20/10)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Pengunjung beraktivitas di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (20/10)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Pucuk pimpinan PT Indosat Tbk. baru saja berganti. Kini perwakilan Ooredoo dari Qatar, Ahmad Abdulaziz A. Al-Neama duduk sebagai Direktur Utama Indosat. Mampukah wajah baru itu menjadi sentimen pendongkrak kinerja dan saham ISAT?

Berdasarkan data Bloomberg, saham ISAT melesat 118,79 persen sepanjang tahun berjalan 2019 ke level Rp3.680 per saham pada akhir perdagangan Selasa (13/8/2019).

Pada periode tersebut, ISAT sempat menyentuh level harga tertinggi Rp3.750 pada 14 Februari 2019 dan level harga terendah Rp1.645 per saham pada 2 Januari 2019.

Sementara itu, dalam 5 tahun terakhir, level tertinggi harga saham ISAT ada di level Rp7.500 per saham. Harga itu dicapai pada 19 Mei 2017.

Di sisi kinerja, ISAT mengantongi pendapatan Rp12,29 triliun pada semester I/2019, naik 11,08% dari raihan Rp11,06 triliun pada semester I/2018.

Sementara itu, rugi periode berjalan yang diatribusikan kepada entitas induk pada semester I/2019 sebesar Rp331,89 miliar, turun 52,16% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp693,76 miliar.

infografis Indosat
infografis Indosat

Analis Bahana Sekuritas Lucky Ariesandi, dalam risetnya, mengatakan pada semester II/2019 pihaknya mewaspadai arus kas bebas (free cash flow/FCF) yang mungkin bakal tertekan akibat peningkatan belanja modal.

Seperti diketahui, perseroan merealisasikan belanja modal Rp5,4 triliun atau dua kali lebih tinggi dari realisasi pada periode yang sama di 2018 yakni Rp2,7 triliun. Nilai tersebut merupakan bagian dari rencana belanja modal senilai Rp10 triliun pada tahun ini.

“Kami yakin FCF akan tetap negatif pada semester II/2019 karena kami memproyeksikan ISAT meningkatkan capex untuk memenuhi target capex Rp10 triliun,” tulisnya.

Pada 2019, Lucky memperkirakan ISAT akan mengemas pendapatan Rp25,09 triliun dan rugi bersih Rp1,60 triliun.

Sementara itu, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) Indosat pada tahun ini diestimasi Rp8,4 triliun. Proyeksi itu mencerminkan rasio EBITDA sebesar 2%.

Bahana Sekuritas menaikkan rekomendasi ISAT dari hold menjadi beli dengan target harga Rp3.770 per saham.

"Proyeksi tersebut mempertimbangkan beberapa faktor seperti perang harga, kenaikan biaya umum dan administrasi yang berhubungan dengan piutang dan pelambatan bisnis segmen enterprise."

Dirut Indosat
Dirut Indosat

Direktur Utama PT Indosat Tbk. Ahmad Abdulaziz A. A. Al-Neama berjabat tangan dengan mantan Dirut Indosat Chris Kanter seusai RUPSLB pada Kamis (1/8 - 2019).. / Istimewa

Analis Kresna Sekuritas Etta Rusdiana Putra mengatakan pihaknya meningkatkan target harga untuk ISAT ke Rp3.480 dengan rekomendasi beli.

Rekomendasi itu mengacu pada valuasi rasio nilai perusahaan (enterprise value) terhadap EBITDA (EV/EBITDA) sebesar 4,9 kali.

Menurutnya, kinerja operasional ISAT diproyeksi menguat. Berkaca pada paruh pertama 2019, lanjutnya, kinerja penjualan, belanja operasi dan EBITDA yang dibukukan ISAT sesuai dengan ekspektasi.

Di sisi lain, kinerja yang lebih baik bertolak dari asumsi peningkatan keuntungan operasi, proyeksi kinerja industri yang lebih baik dan meningkatkan likuiditas perdagangan.

“Target EBITDA kami diartikan menjadi Rp3.480, tetap dengan rekomendasi Buy dengan 11,5% upside,” katanya.

Kendati menduduki urutan terbawah dari sisi kecepatan internet, dia memperkirakan ISAT mampu mengakselerasi penggelaran jaringan baru melalui realisasi belanja modal yang lebih besar. Belanja modal hingga akhir tahun bakal menyentuh Rp10,4 triliun.

Etta menilai ISAT bisa meningkatkan kualitas layanan dari pengoperasian jaringan tulang punggung Indigo. Selain itu, dia menilai dengan kepemimpinan dirut yang baru bisa mengakselerasi belanja modal dan meningkatkan kualitas jaringan.

Seperti diketahui, masalah belanja modal menjadi salah satu penyebab jaringan ISAT tertinggal bila dibandingkan dengan operator lainnya. Etta menyebut hal itu bisa saja diakibatkan oleh faktor sumber pendanaan.

"Terkait kecepatan capex, banyak faktor yang memengaruhinya salah satunya sumber pendanaan. Jika masalah ini dapat diatasi, kami lihat capex dapat terakselerasi ke depannya," katanya.

Berdasarkan konsensus analis Bloomberg, target harga saham ISAT dalam 12 bulan ke depan ada di level Rp2.978,7 per saham. Dari 26 analis yang meng-cover saham ISAT, 11 analis merekomendasikan beli, 9 hold, dan 6 jual.

Rekomendasi Saham ISAT
SekuritasRekomendasiTarget Harga (Rp/Saham)
HSBCreduce2.400
Ciptadana Sekuritassell2.750
Macquarieoutperform5.000
CIMBadd4.300
RHB Researchbuy4.000
Bahana Sekuritasbuy3.770
Kresna Sekuritasbuy3.480
Morgan StanleyEqualwt/In-Line2.900
Credit Suisseoutperform3.950
Indo Premier Sekuritashold2.200
Goldman Sachsbuy3.780

Sumber: Bloomberg, per 14 Agustus 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper