Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Dagang AS vs China: Yen Tambah Tenaga, Dolar AS Defensif

Indeks dolar Amerika Serikat (AS) bergerak fluktuatif pada perdagangan pagi ini, Senin (12/8/2019), seiring dengan menguatnya nilai tukar mata uang yen Jepang di tengah eskalasi konflik perdagangan AS-China.
Ilustrasi Dolar AS/Reuters
Ilustrasi Dolar AS/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks dolar Amerika Serikat (AS) bergerak fluktuatif pada perdagangan pagi ini, Senin (12/8/2019), seiring dengan menguatnya nilai tukar mata uang yen Jepang di tengah eskalasi konflik perdagangan AS-China.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia, turun tipis 0,008 poin atau 0,01 persen ke level 97,483 pada pukul 09.44 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Jumat (9/8/2019) indeks berakhir di zona merah dengan pelemahan 0,13 persen atau 0,127 poin di level 97,491. Sebelum kembali bergerak negatif, indeks dolar sempat beringsut ke zona hijau dengan dibuka naik 0,05 persen di posisi 97,535.

Seiring melemahnya indeks dolar, nilai tukar yen terpantau lanjut menguat 0,21 poin atau 0,20 persen ke level 105,47 per dolar AS, setelah ditutup menguat 0,36 persen atau 0,38 poin di posisi 105,68 pada Jumat (9/8).

Sebagai aset safe haven, yen kerap diburu investor di tengah kondisi kekhawatiran dan ketidakpastian geopolitik.

Keresahan pasar bertahan setelah Presiden Donald Trump pada Jumat pekan lalu mengatakan tidak siap untuk membuat kesepakatan dengan China.

Trump bahkan meragukan tim negosiasi AS bakal mengadakan perundingan perdagangan lebih lanjut dengan China pada September mendatang.

Sementara itu, Goldman Sachs memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS, dengan memperingatkan bahwa kesepakatan perdagangan AS-China kemungkinan tidak akan terjadi sebelum pilpres AS 2020 dan bahwa risiko resesi telah meningkat.

“Secara keseluruhan, kami telah meningkatkan perkiraan kami tentang dampak pertumbuhan perang dagang,” papar Goldman.

Perhatian pasar selanjutnya akan tertuju pada data penjualan ritel dan produksi industri yang dirilis pada Rabu (14/8) guna mencermati dampak konflik dagang secara jangka panjang terhadap aktivitas domestik.

Tindakan pemerintah China yang membiarkan nilai tukar yuan melemah terhadap dolar AS dalam beberapa pekan terakhir sebagai respons atas rencana pengenaan tarif 10 persen pada sisa impor China ke AS, telah menekan mata uang negara berkembang di seluruh Asia sekaligus mendongkrak yen.

Posisi indeks dolar AS
TanggalPosisi

12/8/2019

(Pk. 09.33 WIB)

97,483

(-0,01 persen)

9/8/2019

 

97,491

(-0,13 persen)

8/8/2019

 

97,618

(+0,08 persen)

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper