Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi 2 Manajer Investasi Ini Pilih Saham Big Caps

Shinhan Asset Management dan Avrist Management menyampaikan untuk mengoleksi saham-saham sektor perbankan, telekomunikasi, dan konsumer.
Karyawan berada di depan papan elektronik yang menampilkan harga saham di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan berada di depan papan elektronik yang menampilkan harga saham di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA—Sejumlah manajer investasi masih menjaga alokasi portofolio di saham-saham big caps untuk mengoptimalkan kinerja produk reksa dana saham.

Setidaknya, Shinhan Asset Management dan Avrist Management menyampaikan hal serupa untuk mengoleksi saham-saham sektor perbankan, telekomunikasi, dan konsumer.

Head of Investment Shinhan Asset Management Effendi Hasim menjelaskan, pertumbuhan kinerja perusahaan berkapitalisasi besar atau big caps sepanjang semester I/2019 cukup positif.

“Artinya, tidak terlalu long term, kami bermain agak short term, tapi tetap kepada saham-saham yang mempunyai performa bagus secara fundamental seperti saham big caps,” ujar Effendi kepada Bisnis, Kamis (8/8/2019).

Dirinya menjelaskan, perseroan masih memiliki saham-saham telekomunikasi, konsumer, dan perbankan.

Untuk sektor telekomunikasi, kata dia, dipilih karena dari segi penggunaan data terus memperlihatkan pertumbuhan dan laporan keuangan emitennya pun positif.

Sementara sektor perbankan karena mendapat manfaat dari penurunan suku bunga. Selain itu, pendapatan emiten perbankan juga cukup stabil seperti BMRI, BBRI, dan BBNI.

Sedangkan saham sektor konsumer dinilai menarik karena merupakan sektor yang defensif ketikda terjadi volatilitas di pasar akibat sentimen eksternal.

“Memang kami lebih ke saham-saham besar yang fundamental oke dan dari segi fluktuasinya juga oke,” imbuh Effendi.

Sementara itu, Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich menjelaskan bahwa pihaknya tidak banyak melakukan rebalancing bobot untuk saat ini.

Dirinya menjelaskan, dalam beberapa hari terakhir terjadi subscription yang cukup besar dari investor yang masuk untuk memanfaatkan valuasi yang lebih menarik.

“Dana tersebut kami alokasikan mirip bobot indeks LQ45. Banyak di big caps, seperti. bank, telco, dan beberapa konsumer. Intinya kami manfaatkan untuk tetap investasi dibandingkan simpan di cash,” ujar Farash.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Akhirul Anwar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper