Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berkah Perang Dagang, Harga Emas Tembus Level 1.500

Memanasnya tensi perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China membawa berkah bagi emas. Harga emas melonjak hingga menembus level US$1.500 per troy ounce pada perdagangan hari ini, Rabu (7/8/2019).
Emas comex/Reuters
Emas comex/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Memanasnya tensi perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China membawa berkah bagi emas. Harga emas melonjak hingga menembus level US$1.500 per troy ounce pada perdagangan hari ini, Rabu (7/8/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas Comex kontrak Desember 2019 menguat 1,01 persen atau 15 poin ke level US$1.499,20 per troy ounce pukul 10.14 WIB.

Logam mulia tersebut sempat menguat 1,2 persen ke level US$1,502.30 per ounce di Comex, level tertinggi sejak 2013. Sepanjang perdagangan pagi ini, emas Comex kontrak Desember bergerak di level 1.484,30 – 1.502,30.

Penguatan emas pagi ini mengantarkannya menuju reli kenaikan hari keempat beruntun sekaligus memperpanjang kenaikan sepanjang tahun menjadi 17 persen.

Sebagai aset safe haven, popularitas emas kian menanjak didorong permintaan berkelanjutan akibat eskalasi perang perdagangan AS-China, perlambatan pertumbuhan global, dan langkah pelonggaran kebijakan moneter oleh bank-bank sentral di seluruh dunia.

Emas telah menjadi salah satu yang mendapat keuntungan besar dari gejolak di pasar keuangan global saat pemerintah AS dan China berselisih soal perdagangan.

Dua negara berekonomi terkuat di dunia itu terkunci dalam konflik perdagangan yang memanas setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan akan mengenakan tarif lebih lanjut pada sisa impor barang-barang asal China mulai 1 September.

China merespons pengumuman itu dengan membiarkan mata uangnya melemah hingga melampaui level psikologis penting 7 per dolar pada Senin (5/8). Pemerintah AS pun bereaksi keras dengan menyebut Beijing sebagai manipulator mata uang.

Akibatnya, sentimen pasar telah memburuk dengan cepat. Kebuntuan ini telah meningkatkan kemungkinan pelonggaran kebijakan lebih lanjut oleh bank sentral AS Federal Reserve.

Bulan lalu, The Fed menurunkan suku bunga acuan untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade. Suku bunga yang lebih rendah semakin meningkatkan daya tarik emas batangan yang tak berbunga. Goldman Sachs Group Inc. memperkirakan akan ada total tiga penurunan suku bunga AS tahun ini.

“Berbagai hal yang terjadi sejak ancaman tarif Presiden Donald Trump semakin mengurangi kemungkinan kesepakatan AS-China dalam jangka menengah,” ujar Jingyi Pan, pakar strategi di IG Asia Pte, Singapura.

“Dengan latar belakang seperti itu, tidak mengherankan jika terlihat pelarian ke aset-aset yang aman. Harga emas masih diperkirakan akan mengalami kenaikan lebih lanjut,” terangnya, dilansir dari Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper