Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setop Beli Produk Pertanian, China Serang Balik AS

Harga acuan kedelai Chicago, turun pada pekan lalu lebih dari 3% karena tensi perang dagang meningkat.
Kedelai/Bisnis.com
Kedelai/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – China dilaporkan enggan membeli hasil pertanian Amerika Serikat, sebagai respons terhadap ancaman sanksi terbaru oleh Negeri Paman Sam tersebut.

Seperti diketahui, pada pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan sanksi baru sekitar US$300 miliar terhadap barang-barang impor China. Keputusan itu dinilai mendadak dan meredupkan prospek kesepakatan perdagangan.

Pada Selasa (6/8/2019), seperti dikutip dari Reuters, Kementerian Perdagangan China menyatakan, perusahaan-perusahaan asal negara mereka telah berhenti membeli produk agrikultural AS. Selain itu, kementerian tersebut menyatakan, China juga kemungkinan mengenakan tarif tambahan untuk produk-produk pertanian AS.

Kementerian Perdagangan China berharap Amerika Serikat akan menepati janji dan menciptakan kondisi yang diperlukan untuk membangun kerja sama bilateral.

Keputusan tersebut pun menjadi pukulan telak bagi petani-petani AS yang sudah menderita akibat perang dagang ini. Lebih jauh lagi, masa depan penyelesaian perang dagang kedua negara ekonomi terbesar dunia itu semakin suram.

Presiden American Farm Bureau Federation Zippy Duval menyebut pengumuman dari China tersebut menjadi pukulan berat bagi ribuan petani dan peternak yang sudah berjuang bertahan hidup.

Pada Juli 2018, China menerapkan tarif 25% untuk kedelai AS sebagai tanggapan atas tarif AS untuk barang-barang China. Akibatnya, ekspor kedelai AS anjlok. Kondisi itu juga memaksa pemerintahan Trump memberikan kompensasi kepada para petani selama 2 tahun sebesar US$28 miliar.

Biro Pertanian AS melaporkan, China telah mengimpor US$9,1 miliar produk pertanian AS pada 2018. Produk itu mayoritas kedelai, susu, sorgum, dan babi. Nilai impor China anjlok US$10,5 miliar dari US$19,5 miliar pada 2017.

National Pork Producers Council menyatakan, hal terpenting saat ini adalah perang dagang harus berakhir sehingga para produsen daging babi dapat berpartisipasi lebih dalam penjualan produk pertanian AS ke China.

Wabah demam babi Afrika telah membunuh jutaan babi di China. Eksportir daging AS berharap untuk mengambil keuntungan dari penyakit ini untuk mengekspor lebih banyak daging babi ke China, tetapi 62% tarif pembalasan membatasi penjualan.

Trump pada pekan lalu mengatakan, Beijing tidak memenuhi janji membeli produk pertanian AS dalam volume besar.

Sebelumnya, stasiun televisi negara CCTV melaporkan, Cong Liang, Sekretaris Jenderal Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China (National Development and Reform Commission/NDRC) mengatakan, tuduhan Trump bahwa negaranya tak membeli produk pertanian AS dalam jumlah besar tidak berdasar.

Menurut data pertanian AS, China telah membeli sekitar 14,3 juta ton tanaman kedelai musim lalu, paling sedikit dalam 11 tahun. Kemudian, sekitar 3,7 juta ton masih harus dikirim. Pada 2017 atau sebelum perang dagang, China membeli 32,9 juta ton kedelai AS.

Cong mengatakan, China menghormati persetujuan yang telah ditandatangani sebelumnya untuk mengimpor kedelai AS. Laporan itu mengatakan, 2,27 juta ton kedelai AS telah dimuat dan dikirim ke China pada Juli lalu, sejak Presiden Xi Jinping bertemu dengan Trump di Osaka, di sela-sela pertemuan G20 akhir Juni tahun ini.

Merujuk pada laporan itu, Cong mengatakan pada periode 19 Juli dan 2 Agustus, China telah membeli 130.000 ton kedelai, 120.000 ton sorgum, 60.000 ton gandum, 40.000 ton babi dan produk olahannya, dan 25.000 kapas dari AS.

“Sebanyak 2 juta ton kedelai AS yang ditujukan ke China akan dimuat pada Agustus, diikuti oleh 300.000 ton lainnya,” katanya.

Data mingguan AS pada 1 Agustus telah mengkonfirmasi penjualan pertama kedelai AS ke China sejak Juni, sebanyak 68.000 ton dari tanaman yang akan dipanen musim gugur ini. Penjualan tambahan hingga 1 Agustus dapat tercatat dalam laporan penjualan ekspor pemerintah AS pada Kamis (8/8/2019).

Akan tetapi, US Department of Agriculture (USDA) pada Senin (5/8/2019) menyatakan, kurang dari 600.000 ton kedelai telah diperiksa untuk ekspor ke China pada pekan yang berakhir 1 Agustus lalu.

Harga acuan kedelai Chicago, turun pada pekan lalu lebih dari 3% karena tensi perang dagang meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper