Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Obligasi Diperkirakan Melemah

Sentimen utama yang memengaruhi pergerakan pasar obligasi pada hari ini yakni perang dagang China-AS.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pasar obligasi pada perdagangan hari ini, Selasa (6/8/2019) diperkirakan melemah melanjutkan pelemahan pada perdagangan sebelumnya.

Dikutip dari hasil riset hariannya, Selasa (6/8/2019), Direktur Riset Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan sentimen negatif dari dalam dan luar negeri menyebabkan pelemahan pada pasar obligasi di perdagangan sebelumnya.

Harga obligasi yang sebelumnya berpotensi naik justru berbalik turun. Dia pun memprediksi bahwa hari ini kondisi tersebut masih berlanjut.

"Pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka melemah," ujarnya.

Menurutnya, sentimen utama yang memengaruhi pergerakan pasar hari ini yakni perang dagang China-AS. Pengenaan tarif sebesar 10% dari setiap barang China senilai US$300 miliar yang diimpor AS memanaskan tensi hubungan kedua negara.

Kendati tarif tersebut berlaku pada September, China merespons dengan menghentikan pembelian produk pertanian AS. Perusahaan pelat merah asal China pun telah diminta untuk menunda pembelian produk pertanian AS. Sebagai contoh, untuk komoditas kedelai, pasokan Brazil dan Argentina akan menggantikan pasokan dari AS.

China pun menyatakan akan merespons lebih keras terhadap pernyataan Trump soal pengenaan tarif. Padahal, keputusan Trump mengenakan tarif bertolak pada sikap China yang urung merealisasikan janjinya untuk membeli produk pertanian AS dalam jumlah besar.

Di sisi lain, China menganggap harga yang ditawarkan masih kurang kompetitif sehingga pembelian belum dilakukan.

Selain karena pembelian komoditas pertanian, tensi kedua negara naik karena AS menuding China memanipulasj mata uang yuan. Oleh karena itu, dia merekomendasikan agar investor melakukan aksi jual dengan persiapan membeli pada harga rendah.

"Kami merekomendasikan jual hari ini dengan persiapan membeli di harga rendah," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper