Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Melorot 2,59 Persen, IHSG Tertekan Perlambatan Ekonomi & Memerahnya Bursa Asia

IHSG melorot tajam 164,47 poin atau -2,59% ke level 6.175,7 pada akhir perdagangan Senin (5/8/2019). Koreksi itu merupakan penuruan harian terbesar sejak September 2018.
Pekerja melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jum'at (22/2/2019)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso
Pekerja melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jum'at (22/2/2019)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA - Melorotnya indeks harga saham gabungan (IHSG) dipicu oleh kekecewaan investor terhadap laju pertumbuhan ekonomi dan dampak menjalarnya koreksi pasar saham Asia pada perdagangan Senin (5/8/2019).

Equity Technical Analyst Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi menuturkan pasar saham Asia mengalami koreksi tajam. Indeks Nikkei ditutup turun 1,74% dan TOPIX -1,80%, Hangseng -2,85%, dan Shanghai -1,91% pada hari ini.

"Ekuitas Asia kebakaran akibat disulut api tensi perdagangan AS-China kian mengancam prospek pertumbuhan ekonomi. Kekecewaan Trump pada pernyataan the Fed yang ragu akan pemangkasan lanjutan beban pinjaman atau suku bunga menjadi korek pemicu aksi penyerangan balik Tiongkok dengan membiarkan yuan melemah terendah dalam sejarah," tulisnya dalam riset, Senin (5/8/2019).

Menurutnya, penurunan yuan adalah yang terbesar sejak Agustus 2015, ketika para pejabat mengumumkan devaluasi mengejutkan yang mengguncang pasar global. Kerusuhan di Hong Kong yang kian melebar hingga melumpuhkan sistem transportasi, menutup pusat keuangan dan memperluas kerusuhan sosial menjadi pembakar lain.

Memerahnya pasar saham juga terjadi di Tanah Air. IHSG melorot tajam 164,47 poin atau -2,59% ke level 6.175,7 pada akhir perdagangan Senin (5/8/2019). Koreksi itu merupakan penuruan harian terbesar sejak September 2018.

"Kekhawatiran investor pada ekuitas Indonesia menjadi faktor utama. Rilis data produk domestik bruto (PDB) yang turun menjadi angin pemicu," kata Lanjar.

Seperti diketahui, PDB Indonesia pada kuartal II/2019 tumbuh 5,05% secara tahunan dari 5,07% pada periode sebelumnya sesuai ekspektasi Bank Indonesia.

Selain itu, acaman matinya listrik secara bergiliran memberikan kekhawatiran tambahan di saat mayoritas ekuitas di dunia mengalami koreksi.

Indeks sektor infrastruktur memimpin pelemahan dengan koreksi 3,71% dan indeks sektor keuangan -2,90%. Sementara itu, top laggard IHSG pada perdagangan hari ini, yaitu saham FREN dan TLKM yang masing-masing melemah 7,39% dan 4,67%.

Investor asing berbondong-bondong mencari langkah aman dengan melakukan aksi jual bersih yang tercatat sebesar Rp1,1 triliun. Saham BBCA, BBRI dan TLKM menjadi saham yang paling banyak dijual investor asing.

Di sisi lain, rupiah kembali tertekan dengan melemah 0,49% ke level Rp14.255 per dolar AS.

"Secara teknikal pergerakan IHSG sesuai perkiraan dengan melemah menguji MA200 dan FR161.8% di kisaran 6.200. Penurunan ini sontak setelah indikator RSI memberikan signal pulled back dari MA14 momentum dan stokastik yang bergerak mulai menjenuh meskipun belum tiba di area overbought," papar Lanjar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper