Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar Melemah saat Pertumbuhan Pekerjaan di AS Melambat

Kurs dolar AS kehilangan kekuatannya terhadap mata uang utama saingannya pada akhir perdagangan Jumat (2/8/2019) (Sabtu pagi WIB), setelah data menunjukkan bahwa pertumbuhan lapangan kerja di ekonomi terbesar dunia itu melambat pada Juli.
Ilustrasi Dolar AS/Reuters
Ilustrasi Dolar AS/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA  - Kurs dolar AS kehilangan kekuatannya terhadap mata uang utama saingannya pada akhir perdagangan Jumat (2/8/2019) (Sabtu pagi WIB), setelah data menunjukkan bahwa pertumbuhan lapangan kerja di ekonomi terbesar dunia itu melambat pada Juli.

Pengusaha-pengusaha Amerika Serikat menambahkan 164.000 pekerjaan pada Juli dan tingkat pengangguran tetap di 3,7 persen, Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan Jumat (2/8/2019).

Peningkatan lapangan pekerjaan terutama terjadi dalam bidang layanan profesional dan teknis, perawatan kesehatan, bantuan sosial, dan kegiatan keuangan, kata biro.

Total penggajian atau payroll pekerjaan non pertanian pada Juli turun dari angka direvisi pada Juni sebanyak 193.000 pekerjaan, dan sedikit lebih rendah dari perkiraan Dow Jones 165.000 pekerjaan.

"Lemah seperti yang diperkirakan adalah cara terbaik untuk menggambarkan laporan pekerjaan hari ini," kata Kepala Ekonom di FTN Financial, Chris Low, dalam sebuah catatan pada Jumat (2/8/2019), menambahkan bahwa tren perlambatan "mengkhawatirkan."

"Mengingat pelambatan dalam perekrutan dan produksi sejak April, pertanyaan besar tentang keputusan Rabu (31/7/2019) untuk memangkas suku bunga bukanlah apakah itu dibenarkan tetapi apakah itu akan berhasil," katanya.

Federal Reserve (Fed) AS pada Rabu (31/7/2019) menurunkan target untuk suku bunga dana federal sebesar 25 basis poin ke kisaran 2,00 persen hingga 2,25 persen, di tengah meningkatnya kekhawatiran atas ketegangan perdagangan, ekonomi global yang melambat dan tekanan inflasi yang diredam.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,32 persen menjadi 98,0778 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1111 dolar AS dari 1,1081 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2157 dolar AS dari 1,2146 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,6795 dolar AS dari 0,6804 dolar AS.

Dolar AS dibeli 106,56 yen Jepang, lebih rendah dari 107,35 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9824 franc Swiss dari 0,9901 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3211 dolar Kanada dari 1,3234 dolar Kanada. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper