Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Tingkatkan Tensi Perang Dagang, Harga Minyak Merosot Nyaris 8 Persen

Harga minyak mentah merosot hampir 8 persen setelah Presiden AS Donald Trump meningkatkan tensi perang perdagangan dengan China dengan ancaman tarif baru.
Ilustrasi kilang lepas pantai./Bloomberg-Tim Rue
Ilustrasi kilang lepas pantai./Bloomberg-Tim Rue

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah merosot hampir 8 persen setelah Presiden AS Donald Trump meningkatkan tensi perang perdagangan dengan China dengan ancaman tarif baru.

Minyak West Texas Intermediate untuk kontrak September ditutup merosot 7,9 persen atau 4,63 poin ke level US$53,95 per barel di New York Mercantile Exchange pada perdagangan Kamis (1/8/2019), penurunan terbesar sejak Februari 2015.

Sementara itu, minyak mentah Brent untuk kontrak Oktober ditutup melemah 4,55 poin ke level US$60,50 di ICE Futures Europe exchange. Minyak mentah patokan global diperdagangkan lebih tinggi US$6,49 dibanding WTI untuk kontrak bulan yang sama.

Dalam sebuah tweet, Trump mengatakan akan mengenakan tarif 10 persen terhadap barang impor China yang nilainya mencapau US$300 miliar pada 1 September. Ancaman itu menambah kekhawatiran tentang merosotnya aktivitas manufaktur AS setelah Federal Reserve meruntuhkan prospek penurunan suku bunga jangka panjang.

"Semua pasar bereaksi terhadap apa yang dikatakan presiden. Apa pun yang membutuhkan selera risiko tertekan dan itu termasuk minyak,” kata Bart Melek, kepala analis komoditas global di TD Securities, seperti dikutip Bloomberg.

Minyak mencatat laju pergerakan paling rendah sejak 1991 karena terperangkap di antara kekhawatiran perlambatan permintaan dan serta tergenggunya aliran minyak mentah dari Timur Tengah. Lambatnya negosiasi perdagangan AS-China membantu menyulut kekhawatiran tentang ekonomi global.

"Keduanya merupakan negara dengan ekonomi terbesar di dunia sehingga ini merupakan masalah besar," kata Kyle Cooper, direktur penelitian di IAF Advisors. “Meningkatnya tarif menyebabkan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global dan permintaan.”

Tweet Trump tersebut didahului oleh pembicaraan di Shanghai yang berakhir tanpa adanya konsensus antara kedua negara. Putaran pembicaraan berikutnya tidak akan berlangsung sampai bulan depan.

Tarif baru akan menargetkan impor China yang belum dikenakan tarif, kata Trump. Setidaknya barang-barang impor China yang nilanya mencapai US$250 miliar sudah dikenakan tarif sebesar 25 persen.

Sebelum tweet Trump, minyak mentah sudah melemah karena penurunan aktivitas manufaktur AS. Sementara itu, komentar Gubernur Federal Reserve AS Jerome Powell bahwa penurunan suku bunga pertama Fed dalam satu dekade bukanlah awal dari siklus pelonggaran kebijakan moneter yang diperpanjang juga menambah penurunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper