Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AALI Kencangkan Ikat Pinggang Sampai Akhir Tahun

Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk. Santosa mengatakan perseroan akan melakukan efisiensi operasional dalam jangka pendek. Pasalnya Santosa mengakui secara keuangan kinerja perseroan turun drastis karena kenaikan beban biaya tenaga kerja dan melemahnya harga minyak sawit.
Karyawan beraktivitas di dekat papan penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Senin (4/2/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan beraktivitas di dekat papan penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Senin (4/2/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan PT Astra Agro Lestari Tbk. akan mengencangkan ikat pinggang dengan mengevaluasi operational expenditure dan capital expenditure perseroan.

Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk. Santosa mengatakan perseroan akan melakukan efisiensi operasional dalam jangka pendek. Pasalnya Santosa mengakui secara keuangan kinerja perseroan turun drastis karena kenaikan beban biaya tenaga kerja dan melemahnya harga minyak sawit.

Adapun pelemahan harga akibat dari melimpahnya stok dunia akibat produksi nasional yang naik sampai 47,6 juta ton pada tahun lalu. “Tekanan harga ini masih berlanjut di kuartal II/2019. Tentu tidak ada strategi khusus yang bisa dilakukan dalam jangka pendek ini kecuali melakukan efisiensi dalam pengelolaan operasional jangka pendek,” katanya kepada Bisnis pada Selasa (30/7).

Santosa menambahkan emiten berkode saham AALI itu tengah mengevaluasi pengeluaran operasional dan modal. Menurutnya hal itu adalah langkah mitigasimenjelang panen raya dimana harga cenderung terkoreksi. Selain itu juga untuk mitigasi agar neraca dan arus kas tetap terkendali.

“Beberapa aktifitas operasional yang msasih bisa ditunda akan dijadwal ulang, termasuk rencana capex akan lebih diperketat,” ungkapnya.

Santosa menambahkan dengan kemarau panjang ada peningkatan harga crude palm oil (CPO) . Akan tetapi, menurutnya harga masih berfluktuasi dan perseroan tengah dalam kondisi wait and see sambil menyiapkan kondisi terburuk yaitu penurunan harga.

Kendati demikian, Santosa masih optimistis neraca keuangan perseroan masih dalam kondisi lebih baik dibandingkan para kompetitor. Pasalnya, utang mata uang asing AALI sudah fully hedge maka stabilitas neraca dapat terjaga tanpa ada pengaruh dari nilai tukar.

“Ini yang mungkin membedakan dengan perusahaan lain dimana mereka mendapatkan keuntungan nilai tukar dengan melemahnya USD terhadap rupiah di Semester I ini,” katanya.

Selain itu Santosa menyebut pada tahun depan AALI akan melanjutkan program digitalisasi proses bisnis utama menggunakan mobile technology untuk mendukung operational excellence.

Sementara itu, berdasarkan laporan keuangan emiten berkode saham AALI itu pada semester I/2019 mencatatkan pendapatan sebesar Rp8,52 triliun. Jumlah itu lebih kecil Rp495 miliar dibandingkan dengan semester I/2019 sebesar Rp9,02 triliun.

Begitu pun dari sisi laba yang terkoreksi amat dalam. AALI mencatatkan laba pada semester I/2019 sebesar Rp53,39 miliar atau turun 93,44 persen yoy. Pasalnya pada Juni tahun lalu perseroan masih dapat menembus laba Rp815,24 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper