Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketakutan No-Deal Brexit Semakin Bayangi Pound Sterling

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Selasa (30/7/2019) hingga pukul 18.15 WIB, pound sterling melemah 0,41% menjadi US$1,2169 per pound sterling.
Poundsterling. /Reuters
Poundsterling. /Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pound sterling telah menurun ke level terendahnya dalam 2 tahun terakhir pada perdagangan Selasa (30/7/2019) karena meningkatnya kekhawatiran Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan benar mimilih jalur Brexit tanpa kesepakatan.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Selasa (30/7/2019) hingga pukul 18.15 WIB, pound sterling melemah 0,41% menjadi US$1,2169 per pound sterling.

Analis PT Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan bahwa pound sterling berpotensi melanjutkan pelemahannya yang sudah berlangsung pada beberapa perdagangan terakhir seiring dengan sentimen menguatnya outlook bahwa Inggris akan keluar dari Benua Biru tanpa kesepakatan.

Kekhawatiran Brexit semakin memuncak, lanjut dia, setelah Pemerintahan Inggris yang baru di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Boris Jhonson menolak untuk mengadakan pembicaraan langsung dengan pemimpin Uni Eropa (UE) sebelum perjanjian Brexit kembali dinegosiasikan.

“Untuk sisi bawahnya, level support terdekat terlihat di US$1,2120, menembus ke bawah dari level tersebut berpotensi memicu penurunan lanjutan menuju ke US$1,2070 sebelum membidik ke support kunci di US$1,2000 per pound sterling,” ujar Faisyal seperti dikutip dari risetnya, Selasa (30/7/2019).

Sementara itu, jika emas bergerak naik, level resisten terdekat pound sterling terlihat di US$1,2200 per pound sterling, menembus ke atas dari level tersebut berpeluang memicu kenaikan lanjutan menuju ke US$1,2250 per pound sterling sebelum mengincar resisten kunci di US$1,2320 per pound sterling.

Analis IG Markets Melbourne Kyle Rodda mengatakan bahwa pasar bereaksi negatif setelah Boris Johnson mengumpulkan pasukan Brexiters untuk mengambil  langkah garis keras dengan Eropa.

“Suku bunga untuk kurva berjangka di Inggris telah meningkatkan peluang Bank of England untuk memangkas suku bunga di tahun depan karena hard Brexit sangat membebani mata uang,” ujar Kyle seperti dikutip dari Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper