Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Kokoh di Zona Hijau pada Akhir Sesi I

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,68 persen atau 43,1 poin ke level 6.342,13 pada akhir sesi I, setelah dibuka rebound dengan penguatan 0,29 persen atau 18,54 poin ke level 6.317,27 dari penutupan perdagangan sebelumnya.
Pengunjung beraktivitas di dekat papan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/7/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya
Pengunjung beraktivitas di dekat papan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/7/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mantap bertahan di zona hijau pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (30/7/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,68 persen atau 43,1 poin ke level 6.342,13 pada akhir sesi I, setelah dibuka rebound dengan penguatan 0,29 persen atau 18,54 poin ke level 6.317,27 dari penutupan perdagangan sebelumnya.

IHSG mampu rebound setelah pada perdagangan Senin (29/7), ditutup melemah 0,41 persen atau 26,20 poin ke level 6.299,03.

Sepanjang perdagangan sesi I hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.317,04 – 6.347,59.

Delapan dari sembilan indeks sektoral IHSG menguat pada akhir sesi I, dipimpin oleh sektor infrastruktur yang menguat 1,66 persen. Di sisi lain, hanya sektor pertanian yang negative dengan pelemahan 0,58 persen.

Dari 652 saham yang diperdagangkan, 232 saham menguat, sedangkan 152 saham melemah, dan 268 saham lainnya stagnan.

Saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) yang menguat 3,9 persen menjadi penopang utama penguatan IHSG di akhir sesi I, disusul saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yang menguat 1,67 persen.

Indeks saham lainnya di Asia rata-rata ikut menguat siang ini, di antaranya indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang yang masing-masing naik 0,27 persen dan 0,33 persen.

Di China, dua indeks saham acuannya yakni Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing menguat 0,6 persen dan 0,66 persen. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,29 persen.

Dilansir Reuters, bursa Asia menguat karena investor menantikan penurunan suku bunga AS yang diperkirakan pekan ini.

Sementara itu, BOJ menambahkan akan melonggarkan kebijakan "tanpa ragu-ragu" jika ekonomi kehilangan momentum untuk mencapai target inflasi 2 persen bank sentral.

The Fed memulai pertemuan kebijakan dua hari pada hari Selasa, dengan analis memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Jika diterapkan, ini akan menjadi penurunan suku bunga pertama bank sentral dalam satu decade terakhir.

Prospek pelonggaran moneter oleh The Fed telah menjadi faktor kunci di balik kenaikan baru-baru ini, terutama saham AS, yang telah mencatat rekor tertinggi selama sebulan terakhir.

"Sampai sekarang, banyak pelaku pasar masih wait and see sementara pasar mempertimbangkan kemungkinan penurunan suku bunga The Fed," kata Kota Hirayama, ekonom senior pasar negara berkembang di SMBC Nikko Securities, seperti dikutip Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper