Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sentimen Negatif dari China, Harga Batu Bara Masih Melemah

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 15:33 WIB, harga batu bara Newcastle kontrak pengiriman September 2019 melemah 1,41% atau 1,05 poin ke posisi US$73,50 per ton, melanjutkan pelemahan di sesi pembukaan sebesar 0,74% atau 0,55 poin ke posisi US$74,00.
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintasi sungai Mahakam, di Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu 23/4)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintasi sungai Mahakam, di Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu 23/4)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara masih melemah pada perdagangan Senin (29/7/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 15:33 WIB, harga batu bara Newcastle kontrak pengiriman September 2019 melemah 1,41% atau 1,05 poin ke posisi US$73,50 per ton, melanjutkan pelemahan di sesi pembukaan sebesar 0,74% atau 0,55 poin ke posisi US$74,00.

Pekan lalu, harga batu bara sempat menguat 0,33% atau 0,25 poin ke posisi US$75,75 per ton, tetapi ditutup melemah 1,26% atau 0,95 poin ke posisi US$74,55 per ton.

Seperti diketahui, batu bara global masih dibayangi sentimen negatif dari China. Ketidakpastian atas kebijakan impor Negeri Panda untuk beberapa bulan mendatang diperkirakan mengurangi permintaan.

Pasar sedang menunggu detail tender pembangkit listrik China yang akan muncul, kemungkinan akhir pekan ini. Hal tersebut diperkirakan dapat memberikan arah harga yang lebih baik dalam jangka pendek untuk batu bara.

Meskipun demikian, permintaan batu bara masih dari Jepang masih memberikan harapan. Konsultan energi global Wood Mackenzie melaporkan, pasar listrik Jepang tidak mendukung pengalihan batu bara menjadi gas dalam skala luas.

Negara ini tetap terikat kontrak di LNG hingga awal 2020, ketika pasokan AS dan Australia meningkat. Akibatnya, biaya rata-rata gas untuk utilitas Jepang tetap jauh di atas harga spot. Sementara itu, batu bara masih merupakan bentuk pembangkit listrik termurah, setelah nuklir dan energi terbarukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper