Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menanti Pertemuan The Fed, Rupiah Kembali Loyo

Rupiah bergerak melemah ke level Rp14.000 per dolar AS.
Karyawan menata uang rupiah di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Rabu (10/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan menata uang rupiah di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Rabu (10/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA -- Mengawali perdagangan pekan ini, mata uang Garuda kembali terkoreksi ke level Rp14.000 per dolar AS seiring dengan penguatan dolar AS menjelang pertemuan kebijakan The Fed yang diperkirakan memangkas suku bunga acuannya.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin (29/7/2019) hingga pukul 11.01 WIB, rupiah bergerak di level Rp14.015 per dolar AS, melemah 0,043 persen atau 6 poin. Pada pembukaan perdagangan, rupiah berada di level Rp13.999 per dolar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa indeks dolar AS berhasil kembali menguat sehingga mengakibatkan mayoritas mata uang lainnya, termasuk rupiah kembali melemah dalam perdagangan awal pekan ini.

PDB AS untuk kuartal kedua tahun ini berhasil dirilis meningkat secara year-on-year (yoy) sebesar 2,1 persen, lebih tinggi daripada perkiraan pasar sebesar 1,8 persen. Pertumbuhan tersebut disebabkan oleh lonjakan belanja konsumen sehingga mengurangi kekhawatiran pasar atas penurunan ekspor dan persediaan yang lebih sedikit.

"Data tersebut telah mendorong kenaikan imbal hasil obligasi AS dan menguatkan ekspektasi pasar bahwa The Fed tidak akan agresif dalam melakukan pemangkasan suku bunga, yaitu hanya sebesar 25 basis poin (bps) dan bukan sebesar 50 bps," ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Senin (29/7).

Adapun Federal Reserves AS secara luas diperkirakan dapat memangkas suku bunga untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade pada pekan ini. 
Namun, langkah tersebut dipandang sebagai tindakan pencegahan oleh The Fed untuk melindungi ekonomi AS dari ketidakpastian global dan tekanan perdagangan.

Menjelang pertemuan The Fed, Bank of Japan (BOJ) juga akan melakukan pertemuan kebijakan yang akan dimulai pada Senin (29/7). Pelaku pasar mengharapkan BOJ dapat mengirimkan pesan dovish, yaitu mencoba untuk menggunakan pelonggaran dengan mengubah pedoman ke depan.

Kendati demikian, pasar berharap BOJ tetap menahan diri dari penurunan suku bunga dan langkah kebijakan utama lainnya.

Di sisi lain, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Perwakilan Perdagangan AS Robert Lightizer akan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri (PM) China Liu He untuk kembali memulai negosiasi perdagangan pada Selasa (30/7). Pertemuan tersebut menjadi pertemuan tatap muka pertama AS dan China, setelah Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping sepakat untuk kembali ke meja perundingan pada akhir bulan lalu.

Sentimen positif tersebut kemudian kembali tergerus ketika Trump mengungkapkan bahwa dirinya pesimistis AS dan China dapat mencapai kesepakatan perdagangan dalam waktu dekat. Dia menyatakan mungkin tidak akan menandatangani kesepakatan sebelum Pilpres AS pada November 2020.

Oleh karena itu, Ibrahim memprediksi rupiah akan bergerak di kisaran Rp13.990 per dolar AS hingga Rp14.020 per dolar AS pada perdagangan Senin (29/7).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper