Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MNC Sekuritas : Sentimen Eksternal dan Internal Buka Peluang Kenaikan Harga SUN

Beberapa sentimen yang dinilai berpengaruh adalah kebijakan The Fed yang akan disampaikan akhir bulan ini dan masuknya investor asing ke dalam kepemilikan Surat Utang Negara (SUN).
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA -- MNC Sekuritas memprediksi harga Surat Utang Negara (SUN) berpotensi naik, didukung sentimen eksternal dan internal, pada perdagangan Jumat (26/7/2019).

Dalam riset hariannya, Jumat (26/7), Analis MNC Sekuritas I Made Adi Saputra mengatakan pelaku pasar makin optimistis terhadap penurunan suku bunga acuan jelang Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting pada akhir bulan ini. Pelaku pasar dinilai bakal mengambil posisi di pasar-pasar berkembang kendati lebih berisiko.

Masuknya investor asing dalam kepemilikan SUN, lanjut Made, menjadi katalis positif di pasar SUN.

Para pelaku pasar cenderung mengambil posisi terhadap aset yang lebih berisiko dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Bertambahnya investor asing untuk melakukan akumulasi pembelian SUN juga akan menambah katalis positif di pasar SUN.

"Pada perdagangan hari ini, kami perkirakan harga SUN akan berpeluang mengalami kenaikan di mana para pelaku pasar makin optimistis terhadap sentimen penurunan suku bunga acuan jelang FOMC Meeting pada akhir bulan ini," ujarnya.

Pada perdagangan sebelumnya, perubahan imbal hasil relatif terbatas dengan ruang 1 basis poin (bps) hingga 6 bps. Perinciannya, imbal hasil SUN tenor 1-4 tahun mengalami penurunan sebesar 3 bps akibat kenaikan harga 1,4 bps.

Kemudian, yield SUN tenor 5-7 tahun turun sekitar 1-5,8 bps karena kenaikan harga hingga 25 bps. Terakhir, imbal hasil SUN dengan tenor di atas 7 tahun turun 6 bps akibat kenaikan harga 47 bps.

Made menerangkan penyebab turunnya imbal hasil SUN pada perdagangan sebelumnya disebabkan beberapa hal. Pertama, naiknya harga SUN dipengaruhi penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Kedua, kenaikan harga SUN dipengaruhi sentimen global yakni pergerakan surat utang global. Imbal hasil surat utang global turun sebagai respons jelang pengumuman pemangkasan suku bunga acuan The Fed.

Imbal hasil Tresuri AS tenor 10 tahun ditutup turun ke 2,072 persen, begitu pula dengan Tresuri AS tenor 30 tahun yang turun ke posisi 2,601 persen. Sementara itu, imbal hasil surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) juga terlihat mengalami penurunan masing-masing ke level -0,37 persen dan 0,698 persen.

Hal ini dipandang akan berpengaruh positif terhadap pergerakan SUN pada hari ini.

Ketiga, pelaku pasar menantikan lelang SUN yang menawarkan dua seri SUN baru. Lelang bakal diselenggarakan pada Selasa (30/7).

Dari sisi volume perdagangan, transaksi SUN mencetak nilai Rp23,53 triliun dari 36 seri. Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan menyentuh Rp1,10 triliun dari 41 seri.

Atas faktor tersebut, pelaku pasar direkomendasikan untuk mencermati pergerakan harga SUN. Adapun beberapa seri yang bisa dicermati pada perdagangan hari ini adalah tenor pendek dan menengah seperti seri FR0061, FR0070, FR0077, FR0059, FR0064, FR0071, dan FR0058.

"Kami menyarankan investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga SUN. Peluang kenaikan harga di pasar sekunder dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan strategi trading," papar Made.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper