Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semester I/2019, Laba Bersih Bayan Resources (BYAN) Tertekan Harga Batu Bara

Harga batu bara memengaruhi kinerja PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) pada semester I/2019.
Operator mengoperasikan alat berat di terminal batu bara Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumatra Barat, Rabu (9/1/2019)./ANTARA-Iggoy el Fitra
Operator mengoperasikan alat berat di terminal batu bara Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumatra Barat, Rabu (9/1/2019)./ANTARA-Iggoy el Fitra

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bayan Resources Tbk. membukukan penurunan laba bersih 34,24 persen secara tahunan pada semester I/2019.

Berdasarkan laporan keuangan semester I/2019, yang dikutip Jumat (26/7/2019), Bayan Resources membukukan pendapatan US$858,57 juta per akhir Juni 2019 atau naik tipis 2,57 persen dari US$837,09 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Tetapi, beban pokok pendapatan perseroan tercatat naik 34,64 persen secara year-on-year (yoy), dari US$379,25 juta menjadi US$510,62 juta pada semester I/2019. Akibatnya, laba bruto yang dibukukan emiten berkode saham BYAN itu turun 24 persen secara tahunan selama Januari-Juni 2019, menjadi US$347,94 juta.

Kenaikan signifikan juga terjadi untuk beban penjualan perseroan. Jumlah yang dikeluarkan naik 58,79 persen dari US$57,78 juta pada semester I/2018 menjadi US$91,75 juta per akhir Juni 2019.

Dengan demikian, perusahaan tambang itu membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$178,71 juta pada semester I/2019. Pencapaian itu turun 34,24 persen secara yoy, dari sebelumnya US$271,78 juta.

“[Penurunan laba bersih karena] Harga [batu bara] turun dari sananya,” ujar Direktur Bayan Resources Jenny Quantero saat dihubungi Bisnis.

Berdasarkan catatan Bisnis, BYAN mengincar pendapatan US$1,5 miliar-US$1,8 miliar pada 2019. Artinya, nilai yang dibidik naik hingga 7,78 persen dari realisasi 2018.

Tahun lalu, BYAN mengantongi pendapatan US$1,67 miliar atau tumbuh 57,09 persen dari US$1,06 miliar pada 2017. Dari sisi volume produksi, target yang dibidik perseroan berada di kisaran 32 juta-36 juta ton. Harga jual rata-rata diperkirakan US$46-US$48 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper