Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Galau, Harga Minyak Bergerak Bervariasi Hari Ini

Penurunan stok minyak AS membuat investor ragu dalam mengambil keputusan.
Kilang minyak./Bloomberg
Kilang minyak./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA -- Harga minyak bergerak bervariasi pada Kamis (25/7/2019) pagi, diwarnai sentimen turunnya stok minyak Amerika Serikat dan kekhawatiran tentang pelemahan permintaan minyak global. 

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 07.22 WIB, harga minyak mentah berjangka West Texas Intemediate menguat tipis 0,13 persen atau 0,07 poin ke posisi US$55,95 per barel, sedangkan harga minyak berjangka Brent melemah 0,03 persen atau 0,02 poin ke posisi US$63,16 per barel. 

Data penurunan stok minyak AS menjadi sentimen positif bagi harga minyak pada hari ini. Energy Information Administration pada Rabu (24/7) waktu setempat melaporkan, persediaan minyak mentah AS turun 10,8 juta barel pada pekan lalu. Sementara itu, analis memperkirakan penurunannya sebanyak 4 juta barel. 

Namun, kabar itu rupanya belum mampu menutupi keraguan pasar terhadap ekspektasi penurunan permintaan global, akibat perlambatan ekonomi dunia. 

Phil Flynn, analis di Price Futures Group di Chicago, mengatakan pasar menduga penurunan stok minyak AS bukan karena permintaan, melainkan terhentinya produksi dampak dari Badai Barry, beberapa waktu lalu.

"Oleh karena itu, pasar tidak bereaksi berlebihan terhadapnya," tuturnya seperti dilansir Reuters, Kamis (25/7). 

Untuk diketahui, perusahaan-perusahaan minyak AS memangkas beberapa produksi di Teluk Meksiko sebelum Badai Barry, yang mendarat di Louisiana awal bulan ini.

Di sisi pasokan, anggota OPEC, Arab Saudi dan Kuwait, telah membahas kemungkinan melanjutkan produksi minyak di ladang yang dioperasikan bersama di Zona Netral Saudi-Kuwait. Kedua negara menghentikan produksi dari ladang minyak, Khafji dan Wafra, lebih dari 4 tahun lalu, memotong sekitar 500.000 barel per hari atau 0,5 persen dari pasokan minyak global.

Di lain pihak, investor juga masih mengamati ketegangan yang meningkat di Timur Tengah. Sebuah kapal Angkatan Laut AS mengambil tindakan defensif kedua kalinya terhadap pesawat tanpa awak Iran di Selat Hormuz pada pekan lalu, tetapi tidak melihat pesawat itu jatuh.

Presiden Iran Hassan Rouhani menyampaikan pada Rabu (24/7), negaranya siap untuk negosiasi dengan negara-negara Barat untuk menyelesaikan ketegangan di kawasan Teluk, tetapi hal ini bukan berarti menyerah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper