Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Sido Muncul (SIDO) Naik 28,22 Persen, Produk Herbal Penopang Utama

Pada semester I/2019, laba bersih emiten farmasi ini meningkat 28,22 persen menjadi Rp374,12 miliar.
Pameran produk bahan baku industri farmasi, pangan fungsional, serta produk nutrisi dan kesehatan pada CPhI South East Asia dan Hi South East Asia 2017 di Jakarta, Rabu (22/3/2017). Produk Tolak Angin yang ditampilkan merupakan salah satu andalan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk./JIBI-Dwi Prasetya
Pameran produk bahan baku industri farmasi, pangan fungsional, serta produk nutrisi dan kesehatan pada CPhI South East Asia dan Hi South East Asia 2017 di Jakarta, Rabu (22/3/2017). Produk Tolak Angin yang ditampilkan merupakan salah satu andalan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. mengantongi laba bersih Rp374,12 miliar atau naik 28,22 persen secara tahunan pada semester I/2019. 

Secara keseluruhan, penjualan bersih emiten farmasi itu juga meningkat 10,66 persen menjadi Rp1,41 triliun pada semester I/2019.

Direktur Sido Muncul Leonard menyampaikan laba bersih yang melejit ditopang kenaikan penjualan produk jamu herbal dan suplemen yang naik hingga 11,38 persen secara tahunan. Produk ini memberikan kontribusi terbesar, yakni 66,88 persen terhadap penjualan.

Dia menjelaskan segmen jamu herbal dan suplemen memberikan marjin laba kotor yang lebih besar, mencapai 65 persen, dibandingkan dengan segmen makanan dan minuman yang memiliki marjin  32 persen. Sementara itu, segmen makanan dan minuman hanya tumbuh 7,48 persen. 

Kinerja positif emiten berkode saham SIDO ini turut didorong kontribusi ekspor yang meningkat dari 2 persen pada 2018, menjadi 6 persen pada semester I/2019. Saat ini, perseroan fokus melakukan ekspor ke Nigeria, Malaysia, dan Filipina. 

Di samping itu, SIDO mengklaim dapat menjaga belanja operasional stabil pada separuh pertama tahun ini. Leonard menyebutkan rasio belanja iklan dan promosi stabil di level 9 persen pada semester I/2019, dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 11 persen. 

"[Semester I/2019] Terutama didorong kenaikan volume dan produk mix [produk herbal]. Produk mix naik sampai 11 persen dan marjin lebih besar," paparnya kepada Bisnis, Selasa (23/7/2019). 

Leonard menambahkan kinerja positif sepanjang Januari-Juni 2019, mencerminkan strategi perseroan dalam membidik pasar modern, Indonesia Timur, dan ekspor, berjalan baik.

Perseroan juga tengah menjajaki negara lain sebagai pasar ekspor baru, seperti Vietnam dan Myanmar. Destinasi ekspor baru ini diharapkan dapat terealisasi pada awal 2020.

"Selain karena jumlah penduduk yang besar, produk Tolak Angin lebih mudah diterima bagi masyarakat Asia," imbuhya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper