Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minim Sentimen, Pasar Obligasi Diproyeksi Melemah Terbatas

Pilarmas Investindo Sekuritas menyatakan pasar belum kembali bertenaga usai pengumuman penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia.
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA -- Pasar obligasi diprediksi melemah terbatas pada perdagangan sesi Senin (22/7/2019), karena minim sentimen penguatan.

Dalam hasil riset hariannya, Senin (22/7), Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan pasar obligasi belum kembali bertenaga pascapenurunan suku bunga acuan. Menurutnya, dalam siklusnya, pasar harus terkoreksi terlebih dahulu sebelum akhirnya mengalami penguatan.

Pada awal perdagangan, Nico memperkirakan pasar obligasi bakal melemah dengan potensi melemah terbatas.

"Keterbatasan ini masih akan datang karena pasar obligasi masih dijaga sentimen positif, meskipun harga obligasi harus mengalami koreksi apabila menginginkan adanya kenaikan, hanya tinggal masalah waktu," ujarnya.

Oleh karena itu, pada perdagangan hari ini, dia merekomendasikan wait and see dengan potensi jual.

Namun, Nico menilai sentimen akan datang dari faktor eksternal yang akan memicu pergerakan pada pekan ini. Pertama, terkait kelanjutan perang dagang China-AS. Beberapa perusahaan China telah mengajukan permohonan pembebasan tarif ketika mereka membeli produk pertanian AS.

Pemerintah China pun bakal melakukan pembicaraan lanjutan terkait hal ini yang akan menjadi sentimen positif bagi pelaku pasar.

Kedua, dari Inggris, Boris Johnson bakal menggantikan Theresa May pada Selasa (23/7). Hal itu akan menjadi momentum penting bagi pelaku pasar karena memberikan kepastian di tengah masalah penyelesaian Brexit.

Ketiga, data ekonomi Markit Manufacturing, Services, dan Composite dari AS dan Eropa bakal dirilis pekan ini. Data dari AS diperkirakan menunjukkan hal positif sedangkan dari Eropa justru menunjukkan hal negatif.

Terakhir, kisruh kembali terjadi di Hong Kong terkait penolakan UU Ekstradisi. Hal ini menjadi salah satu sentimen yang juga harus diwaspadai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper