Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Volume Giling Kakao di Amerika Utara Naik, Permintaan Cokelat Global Masih Kuat

Penggilingan kakao di Amerika Utara naik 3,7% pada kuartal kedua 2019 dari periode yang sama tahun sebelumnya, melebihi ekspektasi pasar.

Bisnis.com, JAKARTA – Penggilingan kakao di Amerika Utara naik 3,7% pada kuartal kedua 2019 dari periode yang sama tahun sebelumnya, melebihi ekspektasi pasar.

Data dari National Confectioners Association (NCA) menunjukkan pada pekan lalu, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (21/7/2019).

Perusahaan di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko melaporkan, penggilingan kakao pada kuartal II/2019 mencapai 123.731 ton. Angka kuartal kedua terbesar sejak 2016.

Tahun lalu, sejumlah perusahaan melaporkan penggilingan 119.301 ton selama periode tiga bulan.

Pelaku pasar telah mengantisipasi jumlah menjadi datar sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal kedua 2018.

Untuk diketahui, penggilingan kakao mencerminkan permintaan bahan utama cokelat. Angka-angka kuat di Amerika Utara itu adalah kejutan setelah data dari Eropa pada pekan lalu menunjukkan bahwa penggilingan regional di sana telah turun 3,2% secara tahunan.

Sementara itu data dari asosiasi eksportir menunjukkan, penggilingan di produsen utama Pantai Gading, sementara itu, naik 7,3% pada akhir Juni. Peningkatan pangsa kakao diproses di negara-negara produsen.

Sembilan perusahaan yang terdaftar oleh NCA sebagai bagian dalam survei Amerika Utara adalah Barry Callebaut AG, Blommer Chocolate Co, Cargill Cocoa & Chocolate Co, ECOM, Ghirardelli Chocolate Co, Guittard Chocolate Co, Hershey Co, Mars Wrigley Confectionery, dan Swiss food group Nestle SA.

Dalam perkembangan lain, harga kakao di Intercontinental Exchange (ICE) kontrak September 2019 ditutup menguat 1,11% atau 27,00 poin ke posisi US$2.467,00 per ton, Jumat (19/7/2019).

Harga kakao ditopang oleh berkurangnya produksi di Ghana, produsen kakao terbesar kedua di dunai setelah Pantai Gading, karena penyakit tanaman.

Cocoa Marketing Company Ghana dilaporkan telah menunda sekitar 50.000 ton kontrak ekspor kakao yang tidak akan dapat dieksekusi pada saat ini.

Sementara Dewan Kopi dan Kakao Pantai Gading dilaporkan, telah menjual 1,6 juta ton kontrak ekspor kakao pada 12 Juli untuk musim 2019/20, yang dimulai pada Oktober.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper