Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ringkasan Perdagangan 19 Juli: IHSG, Rupiah, dan Komoditas Kompak Menguat

Indeks harga saham gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah kompak menguat pada perdagangan hari ini, didorong oleh sejumlah katalis di antaranya dari bank sentral AS yang memperkuat kemungkinan penurunan suku bunga acuan.
Pengunjung beraktivitas di dekat papan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/7/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya
Pengunjung beraktivitas di dekat papan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/7/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah kompak menguat pada perdagangan hari ini, didorong oleh sejumlah katalis di antaranya dari bank sentral AS yang memperkuat kemungkinan penurunan suku bunga acuan.

Sementara itu, harga sejumlah komoditas juga mencatatkan penguatan, meskipun kenaikan harga emas tergerus oleh aksi ambil untung.

Berikut ini adalah ringkasan perdagangan saham, mata uang, serta komoditas pada hari ini, Jumat (19/7/2019):

Bursa Asia Hijau, IHSG Ditutup Menguat

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup menguat 0,83 persen atau 53,24 poin ke level 6.456,54 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Kamis (18/7), IHSG berhasil rebound dan berakhir naik 0,14 persen atau 8,68 poin di level 6.403,29.

Indeks mulai melanjutkan penguatannya dengan dibuka naik 0,22 persen atau 14,15 poin di posisi 6.417,44 pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG konsisten bergerak positif di level 6.417,44 – 6.456,54.

Delapan dari sembilan sektor ditutup menguat, dipimpin oleh sektor industry dasar yang menguat 2,48 persen, disusul sektor barang konsumsi yang menguat 1,42 persen. Di sisi lain, hanya sektor aneka industri yang berakhir di zona merah dengan pelemahan 0,23 persen.

Dari 652 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 220 saham menguat, 174 saham melemah, dan 258 saham lainnya stagnan.

Didukung Katalis Ganda, Rupiah Ditutup Terapresiasi

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Jumat (19/7/2019) rupiah ditutup di level Rp13.938 per dolar AS, menguat 0,158% atau 23 poin.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa rupiah mendapatkan keberuntungan ganda yang datang dari Bank Sentral AS dan bank sentral dunia lainnya yang diproyeksi menurunkan suku bunga acuan sebagai dampak dari perang dagang dan Brexit yang hingga saat ini belum ada kejelasan.

“Rupiah dalam perdagangan tadi pagi sempat menguat di level Rp13.885 per dolar AS, walaupun kembali ke level Rp13.920 per dolar AS. Pada perdagangan Senin (22/7/2019) rupiah kemungkinan masih akan menguat terbatas di level Rp13.875 hingga Rp13.950 per dolar AS,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Jumat (19/7/2019).

The Fed Indikasikan Penurunan Suku Bunga, Bursa Asia Menguat

Bursa saham Asia menguat pada perdagangan Jumat (19/7/2019) setelah pejabat tinggi Federal Reserve memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga AS akhir bulan ini.

Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang naik 1 persen, bangkit kembali dari pelemahan hari sebelumnya, sementara indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang menguat masing-masing 1,94 persen dan 2 persen.

Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 menguat 0,79 persen dan 1,05 persen, sementara indeks Hang Seng menguat 1,15 persen, sedangkan indeks Kospi menguat 1,35 persen.

 Setelah Lampaui US$1.450, Emas Tergerus Aksi Jual

Emas kembali melemah pada perdagangan Jumat (19/7/2019) akibat aksi ambil untung oleh investor setelah emas sempat melampaui level tertinggi US$1.450 per troy ounce untuk pertama kalinya sejak 6 tahun lalu.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Jumat (19/7/2019) hingga pukul 16.00 WIB, harga emas di pasar spot melemah 0,48% menjadi US$1.439,21 per troy ounce. Sementara itu, harga emas berjangka di bursa Comex masih bergerak menguat 0,92% menjadi US$1.441 per troy ounce.

Padahal, pada pertengahan perdagangan, emas sempat melampaui level tertingginya sejak 6 tahun terakhir di level US$1.450 per troy ounce.

 IEA Pangkas Proyeksi Permintaan, Minyak Justru Memanas

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Jumat hingga pukul 14.00 WIB, harga minyak berjangka jenis West Texas Intermediete (WTI) kontrak Agustus 2019 di bursa Nymex menguat 1,03% atau 0,57 poin menjadi US$55,87 per barel.

Sementara itu, harga minyak berjangka jenis Brent untuk kontrak September 2019 di bursa ICE menguat 1,47% atau 0,91% menjadi US$62,84 per barel.

Badan Energi Internasional atau International Energi Agency (IEA) memangkas proyeksi permintaan minyak dunia untuk 2019 seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol mengatakan bahwa pihaknya memangkas proyeksi permintaan minyak mentah global 2019 menjadi 1,1 juta barel per hari.

 Harga Karet Catat Penguatan Mingguan Terbaik dalam Satu Bulan Terakhir

Harga karet untuk kontrak teraktif September 2019 di Shanghai Futures Exchange ditutup menguat 0,99 persen atau 105 poin di level 10.685 yuan per ton dari level penutupan sebelumnya.

Harga karet mampu menguat setelah pada perdagangan Kamis (18/7/2019) ditutup menguat 0,52 persen atau 55 poin ke level 10.580 yuan per ton. Sepanjang pekan ini, harga karet Shanghai menguat hingga 0,52 persen.

Sementara itu, harga di Tokyo Commodities Exchange untuk kontrak Desember 2019 ditutup menguat 0,49 persen atau 0,90 poin ke level 185,10 yen per kg, dan telah melonjak 5,59 persen sepanjang pekan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper