Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Bahan Bakar Turun, Harga Minyak WTI Ditutup Melemah

Harga Minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus ditutup melemah 1,5 persen atau 0,84 poin ke level US$56,78 per barel di New York Mercantile Exchange, level terendah dalam dua pekan terakhir.
Kilang Minyak/Bloomberg
Kilang Minyak/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah Amerika Serikat melemah pada perdagangan Kamis (17/7/2019) menyusul pelemahan konsumsi bensin dan solar, menambah kekhawatiran investor atas permintaan minyak.

Harga Minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus ditutup melemah 1,5 persen atau 0,84 poin ke level US$56,78 per barel di New York Mercantile Exchange, level terendah dalam dua pekan terakhir.

Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak September tergelincir 0,69 sen ke level US$63,66 per barel di ICE Futures Europe Exchange. Harga patokan global diperdagangkan dengan premi US$6,74 terhadap WTI untuk bulan yang sama.

Dilansir Bloomberg, minyak mentah melemah setelah Energy Information Administration melaporkan persediaan bensin dan solar meningkat 9,25 juta barel pekan lalu, jauh di atas perkiraan analis.

Persediaan minyak mentah memang turun lebih dari 3 juta barel, tetapi itu sebagian didorong oleh penghentian produksi sementara terkait dengan Badai Barry.

"Kami berada di pertengahan musim mengemudi musim panas, jadi permintaan diperkirakan berada pada tingkat tertinggi saat ini," kata Brian Kessens, manajer portofolio dan direktur pelaksana di Tortoise, seperti dikutip Bloomberg.

“Peningkatan besar dalam pasokan bahan bakar sedikit mengkhawatirkan, terutama jika kita melihat ini berlanjut di laporan mendatang," lanjutnya.

Minyak mentah AS telah merayap pada kisaran US$60 per barel sepanjang bulan ini di tengah ketegangan yang sedang berlangsung dengan Iran dan ancaman perang perdagangan yang berkelanjutan dengan China. Sementara itu, di AS, operator minyak berada sedang memulai upaya untuk memulai kembali operasional di Teluk setelah badai Barry mereda.

Laporan EIA didominasi oleh tanda-tanda bearish untuk konsumsi bahan bakar. Cadangan solar, salah satu produk utama bahan bakar distilasi, membengkak ke level tertinggi tiga bulan. Bensin yang dipasok ke pasar mencapai level terendah dalam lima tahun. Selain itu, ekspor minyak mentah juga turun setelah badai Barry mengganggu pengiriman laut.

“Kenaikan cadangan menjadi peringatan. Angka-angka ini menunjukkan perlambatan ekonomi global sekarang sedang tercermin dalam permintaan yang lemah," kata Fernando Valle, seorang analis Bloomberg Intelligence di New York.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper