Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Dolar AS Tertekan Komentar IMF

Pergerakan indeks dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan pagi ini, Kamis (18/7/2019), akibat terbebani imbal hasil AS yang lebih rendah dan rebound pound sterling Inggris.
Nasabah menghitung uang di sebuah Money Changer, di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Himawan L. Nugraha
Nasabah menghitung uang di sebuah Money Changer, di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Himawan L. Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan pagi ini, Kamis (18/7/2019), akibat terbebani imbal hasil AS yang lebih rendah dan rebound pound sterling Inggris.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia, melemah 0,145 poin atau 0,15 persen ke level 97,078 pada pukul 10.27 WIB setelah dibuka turun tipis 0,029 poin atau 0,03 persen di posisi 97,194.

Pelemahan indeks dolar berlanjut setelah berakhir melemah 0,18 persen atau 0,172 poin di level 97,223 pada perdagangan Rabu (17/7).

Padahal, indeks dolar mampu naik ke level tertingginya dalam satu pekan di level 97,444 pada perdagangan Selasa (16/7), didongkrak penjualan ritel AS yang lebih kuat dari perkiraan dan pelemahan pound sterling.

Namun pergerakan indeks kemudian terdorong lebih rendah seiring dengan turunnya imbal hasil obligasi Treasury AS menyusul rilis data pasar perumahan AS yang lesu dan kekhawatiran tentang konflik perdagangan AS-China yang belum juga terselesaikan.

Menurut Takuya Kanda, general manager di Gaitame.Com Research Institute, dolar AS pada dasarnya mengembalikan kenaikan sebelumnya karena terdampak penurunan imbal hasil Treasury dan komentar IMF.

“Berbagai data ekonomi telah memberikan tanda-tanda yang bertentangan mengenai keadaan ekonomi AS, tetapi itu tidak mengubah gambaran besar dolar yang menghadapi tekanan ke bawah karena penurunan suku bunga yang akan datang oleh Federal Reserve,” sambung Kanda.

Pada Rabu (17/7), Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan greenback telah overvalued sebesar 6 persen hingga 12 persen, berdasarkan fundamental-fundamental ekonomi jangka pendek.

Sementara itu, bank sentral AS The Fed diantisipasi akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) dalam pertemuan kebijakan yang digelar 30-31 Juli. Sebagian pelaku pasar bahkan berspekulasi atas penurunan sebesar 50 bps.

Seiring dengan pelemahan dolar, nilai tukar pound sterling terhadap dolar AS lanjut menguat 0,05 persen ke posisi US$1,2439 pada pukul 10.38 WIB, setelah berakhir menguat 0,21 persen di level 1,2433 pada Rabu (17/7).

Nilai tukar pound sterling sempat menyentuh level terendahnya sejak April 2017 pada Rabu (17/7) di tengah meningkatnya risiko Inggris meninggalkan Uni Eropa dalam Brexit tanpa kesepakatan. Namun, aksi jual untuk pound kemudian mereda.

Posisi indeks dolar AS
TanggalPosisi

18/7/2019

(Pk. 10.27 WIB)

97,078

(-0,15 persen)

17/7/2019

 

97,223

(-0,18 persen)

16/7/2019

 

97,395

(+0,48 persen)

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper