Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Emiten Suram, Indeks Stoxx Europe 600 Akhiri Reli Penguatan

Indeks Stoxx Europe 600 ditutup melemah 0,4 persen, dengan saham yang terdaftar di Stockholm menderita persentase kerugian terbesar sejak Mei, didorong pelemahan saham Ericsson, Swedbank dan emiten teknik Alfa Laval.
Indeks Bursa Eropa/Reuters
Indeks Bursa Eropa/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa melemah pada perdagangan Rabu (17/7/2019), mengakhiri reli tiga hari berturut-turut.

Indeks Stoxx Europe 600 ditutup melemah 0,4 persen, dengan saham yang terdaftar di Stockholm menderita persentase kerugian terbesar sejak Mei, didorong pelemahan saham Ericsson, Swedbank dan emiten teknik Alfa Laval.

Bursa saham Swedia terpukul oleh serangkaian kinerja emiten yang buruk, sedangkan perusahaan minyak di seluruh wilayah tertekan akibat penurunan harga minyak pekan ini.

Sementara itu, emiten perbankan Eropa melemah karena kinerja kuartalan lemah dari bank-bank di AS menimbulkan pertanyaan mengenai profitabilitas sektor ini jika bank sentral utama melanjutkan pelonggaran moneter untuk melawan perlambatan global.

"Yang dikhawatirkan adalah jika margin bunga bersih melemah, seperti apa jadinya jika pemotongan suku bunga benar terjadi," kata David Madden, analis pasar CMC Markets, seperti dikutip Reuters.

“Ada persepsi bahwa bank akan berada di bawah tekanan dan hal itu akan menyebar di sektor ini secara keseluruhan,” lanjutnya.

Pelaku pasar memperkirakan Federal Reserve AS untuk memulai siklus pelonggaran moneter pada pertemuan kebijakan pekan depan, sementara Bank Sentral Eropa juga diperkirakan tetap membuka peluang langkah-langkah tambahan stimulus karena sengketa perdagangan menekan prospek pertumbuhan ekonomi.

Namun, setelah enam pekan tren positif yang didorong oleh ekspektasi serangkaian langkah-langkah tersebut, ada keraguan yang muncul mengenai apakah ekonomi benar-benar membutuhkan pelonggaran moneter lebih lanjut.

Pada saat yang sama, kekhawatiran investor pada dampak perang dagangterhadap pertumbuhan ekonomi masih belum mereda. Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Selasa bahwa perundingan dengan China masih jauh dari kata sepakat.

Selain itu, Trump mengungkapkan dirinya masih membuka kemungkinan pengenaan tarif impor pada barang-barang asal China senilai US$325 miliar jika diperlukan.

"Ada sedikit ketakutan dalam kaitannya dengan komentar Trump. Ini menunjukkan bahwa kesepakatan perdagangan belum terselesaikan dan mendorong aksi ambil untung," kata Madden.

Persentase pelemahan terbesar di antara sektor di Eropa adalah sektor minyak dan gas yang turun 2 persen karena saham BP dan Total terpukul oleh penurunan harga minyak mentah ke level terendah satu pekan pada Selasa.

Di sisi lain, bursa saham Swiss bergerak positif, didorong penguatan saham Swatch sebesar 6 persen, yang merupakan kinerja terkuatnya dalam lebih dari enam tahun, setelah produsen jam ini merilis pandangan positif untuk pasar terbesarnya.

Produsen chip Belanda, ASML juga naik 5,2 persen setelah merilis laporan keuangan yang lebih baik dari perkiraan dan mempertahankan proyeksi pertumbuhan yang solid hingga akhir tahun ini.

Sektor perbankan melemah 1,5 persen, didorong oleh bank-bank Swedia. Handelsbanken melemah menyusul laporan kinerja yang mengecewakan, sementara Swedbank tergelincir setelah memangkas kebijakan pembayaran pemegang sahamnya.

Saham Ericsson turun sekitar 12 persen, menyusul peringatan bahwa biaya terkait dengan kontrak baru untuk bisnis jaringannya akan menekan margin laba akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper