Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ringkasan Perdagangan 17 Juli: IHSG Tinggalkan Level 6.400, Hingga Rupiah Terlemah Kedua di Asia

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup melemah dan meninggalkan level 6.400 pada perdagangan hari ini, sejalan dengan pelemahan nilai tukar rupiah.
 Pekerja melintasi layar monitor bursa saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta./ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Pekerja melintasi layar monitor bursa saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta./ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup melemah dan meninggalkan level 6.400 pada perdagangan hari ini, sejalan dengan pelemahan nilai tukar rupiah.

Sementara itu, pasar saham Asia cenderung bergerak di zona merah menyusul kembali meningkatnya kekhawatiran perang perdagangan AS-China, sedangkan pergerakan harga komoditas dipengaruhi oleh data ekonomi, terutama dari AS.

Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com Rabu (17/7/2019): 

Bursa Asia Lesu, IHSG Terseret dari Level 6.400

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup ditutup melemah 0,11 persen atau 7,27 poin ke level 6.394,61 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Selasa (16/7), IHSG berakhir terkoreksi 0,25 persen atau 16,35 poin di level 6.401,88.

Indeks mulai tergelincir dari level 6.400 dengan dibuka turun 0,10 persen atau 6,42 poin di posisi 6.395,46 pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.377,50 – 6.403,50.

Delapan dari sembilan sektor ditutup melemah, didorong oleh sektor aneka industri yang melemah 3,66 persen dan disusul sektor infrastruktur yang melemah 0,51 persen. Adapun hanya sektor barang konsumsi yang positif dengan penguatan 0,96 persen.

Dari 652 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 164 saham menguat, 254 saham melemah, dan 234 saham lainnya stagnan. 

Diterpa Sentimen Global, Rupiah Terlemah Kedua di Asia

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (17/7/2019), rupiah ditutup di level Rp13.983 per dolar AS, menguat 0,34% atau 48 poin. Setelah sempat memimpin penguatan mata uang Asia, kini rupiah justru menjadi mata uang dengan kinerja terlemah kedua di antara mata uang Asia lainnya.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa hal tersebut menjadi sentimen positif bagi dolar AS sehingga melemahkan rupiah.

“Dalam transaksi hari ini rupiah ditutup melemah karena faktor global yang kuat,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Rabu (17/7/2019).

Investor Tunggu Laporan Kinerja Emiten, Bursa Asia Melemah

Sebagian besar bursa saham Asia melemah pada perdagangan Rabu (17/7/2019) karena investor cemas menunggu lebih banyak laporan kinerja perusahaan AS.

Menambah tekanan terhadap indeks, Presiden AS Donald Trump mengatakan akan mengenakan tarif atas barang-barang impor asal China senilai US$325 miliar, di tengah kegelisahan pasar atas kapan pembicaraan tatap muka akan dilanjutkan.

Volume perdagangan cenderung tipis, dengan indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang turun 0,25 persen. Sementara itu, indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang melemah masing-masing 0,31 persen dan 0,08 persen. 

Harga Emas Bergerak Terbatas, Tertekan Data Ritel AS

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (17/7/2019) hingga pukul 14.21 WIB, harga emas di pasar spot bergerak stabil di level US$1.406 per troy ounce. Sementara itu, harga emas berjangka di bursa Comex bergerak melemah 0,29% menjadi US$1.407,1 per troy ounce.

Direktur Pelaksana GoldSilver Central Singapura Brian Lan mengatakan bahwa di tengah harapan pemangkasan suku bunga oleh The Fed, emas kembali berbalik melemah akibat data penjualan ritel AS secara mengejutkan dirilis positif. 

Produksi Otomotif AS Meningkat, Harga Karet Rebound

Berdasarkan data Bloomberg, harga karet untuk kontrak teraktif September 2019 di Shanghai Futures Exchange ditutup menguat 0,14 persen atau 15 poin di level 10.525 yuan per ton dari level penutupan sebelumnya.

Harga karet mampu rebound setelah pada perdagangan Selasa (16/7/2019) ditutup melemah 1,18 persen atau 125 poin ke level 10.510 yuan per ton.

Sementara itu, harga di Tokyo Commodities Exchange untuk kontrak Desember 2019 ditutup menguat 1,23 persen atau 2,20 poin ke level 180,50 yen per kg, setelah dibuka stagnan pada level 178,30 yen per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper