Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Tunggu Laporan Kinerja Emiten, Bursa Asia Melemah

Sebagian besar bursa saham Asia melemah pada perdagangan Rabu (17/7/2019) karena investor cemas menunggu lebih banyak laporan kinerja perusahaan AS.
BUrsa Asia/Reuters
BUrsa Asia/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Sebagian besar bursa saham Asia melemah pada perdagangan Rabu (17/7/2019) karena investor cemas menunggu lebih banyak laporan kinerja perusahaan AS.

Harga minyak juga menahan turut menekan pergerakan, karena kemungkinan meredanya ketegangan AS dengan Iran dan karena data menunjukkan cadangan minyak turun kurang dari yang diperkirakan pekan lalu.

Menambah tekanan terhadap indeks, Presiden AS Donald Trump mengatakan akan mengenakan tarif atas barang-barang impor asal China senilai US$325 miliar, di tengah kegelisahan pasar atas kapan pembicaraan tatap muka akan dilanjutkan.

Dampak dari sengketa perdagangan selama setahun itu terlihat jelas dalam data dari Singapura, setelah ekspor merosot paling tajam dalam enam tahun terakhir pada bulan Juni, didorong oleh penurunan tajam dalam ekspor produk elektronik.

Volume perdagangan cenderung tipis, dengan indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang turun 0,25 persen. Sementara itu, indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang melemah masing-masing 0,31 persen dan 0,08 persen.

Data yang mengejutkan dating dari penjualan ritel AS yang dirilis semalam, yang melampaui pelemahan dalam output industri untuk kuartal kedua tahun ini. Namun, data tersebut hampir tidak menggerakkan spekulasi pasar pada pemotongan suku bunga Federal Reserve bulan ini.

Presiden The Fed Wilayah Chicago, Charles Evans menggembar-gemborkan penurunan suku bunga the Fed yang lebih agresif, meningkatkan probabilitas pemangkasan sebesar 50 basis poin pada pertemuan kebijakan The Fed akhir bulan ini menjadi 25 persen. Sementara itu, probabilitas pemangkasan sebesar 25 basis poin telah mencapai 100 persen,

"Kami tidak mengharapkan data (ritel) yang solid ini berdampak pada keputusan Fed untuk menurunkan suku bunga pada akhir bulan," kata Michelle Girard, kepala ekonom AS di NatWest Markets, seperti dikutip Reuters.

"The Fed tahu konsumen AS kuat; mereka khawatir tentang risiko penurunan yang terkait dengan pertumbuhan global dan investasi manufaktur/bisnis yang lemah, itulah sebabnya mereka percaya pemotongan suku bunga merupakan hal yang tepat," lanjutnya.

Analis di Barclays bahkan bersikap lebih dovish, dengan alasan ketidakpastian yang terus-menerus dan inflasi yang lunak membuka kemungkinan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Juli,  September, dan Desember.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper