Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Bergerak Terbatas, Tertekan Data Ritel AS

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (17/7/2019) hingga pukul 14.21 WIB, harga emas di pasar spot bergerak stabil di level US$1.406 per troy ounce. Sementara itu, harga emas berjangka di bursa Comex bergerak melemah 0,29% menjadi US$1.407,1 per troy ounce.
Emas Comex./.Bloomberg
Emas Comex./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Emas bergerak melemah pada perdagangan Rabu (17/7/2019) dipicu oleh menguatnya dolar AS. Namun, harapan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve dan ketidakpastian luas terkait perdagangan antara AS dan China berhasil membatasi penurunan.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (17/7/2019) hingga pukul 14.21 WIB, harga emas di pasar spot bergerak stabil di level US$1.406 per troy ounce. Sementara itu, harga emas berjangka di bursa Comex bergerak melemah 0,29% menjadi US$1.407,1 per troy ounce.

Direktur Pelaksana GoldSilver Central Singapura Brian Lan mengatakan bahwa di tengah harapan pemangkasan suku bunga oleh The Fed, emas kembali berbalik melemah akibat data penjualan ritel AS secara mengejutkan dirilis positif.

Data penjualan ritel AS periode Juni mencatatkan pertumbuhan sebesar 0,4%, lebih besar dibandingkan dengan estimasi pasar sebesar 0,2%. Hal tersebut menggarisbawahi pertumbuhan ekonomi AS yang berangsur stabil.

Namun, sesungguhnya data tersebut hampir tidak mengubah taruhan pasar pada penurunan suku bunga oleh Bank Sentral AS pada akhir bulan ini.

“Menambah katalis positif pada emas, AS dan China yang masih jauh dari kesepakatan perdagangan dan banyaknya bank sentral di seluruh dunia terus membeli emas, terutama China, telah mendukung harga emas,” ujar Brian seperti dikutip dari Reuters, Rabu (17/7/2019).

Seperti dilansir dari Bloomberg, Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa dia dapat mengenakan tarif tambahan pada impor China jika dia mau, setelah berjanji untuk melakukan kembali negosiasi dengan Presiden China Xi Jinping pada akhir bulan lalu.

Selain itu, sentimen positif lainnya, Ketua Fed Jerome Powell pada Selasa (16/7) menegaskan kembali janjinya untuk bertindak sebagaimana mestinya untuk menjaga ekonomi AS tetap stabil, dalam pidatonya di Paris.

Adapun, Analis Pasar Oanda Edward Moya mengatakan bahwa setidaknya terdapat empat bank sentral terbesar diprediksi melepaskan kebijakan stimulus baru pada paruh kedua tahun ini.

“Hal tersebut memperkuat prospek bullish emas tetap utuh dengan resistensi jangka pendek berada di level US$1.500 per troy ounce,” papar Edward.

Analis Teknikal Reuters Wang Tao mengatakan bahwa emas spot diproyeksikan dapat menembus level support US$1.404 per troy ounce dan jatuh ke level US$1.387 per troy ounce, menyusul kegagalannya untuk menembus level resisten di US$1.421 per troy ounce,” papar Wang Tao.

Di antara logam mulia lainnya, perak menguat 0,61% menjadi US$15,66 per troy ounce, platinum menguat tipis 0,08% menjadi US$840,38 per troy ounce, sedangkan paladium melemah 0,36% menjadi US$1.524,43 per troy ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper