Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Badai Tropis di Teluk Meksiko, Harga Minyak Terangkat

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 17:39 WIB, harga minyak mentah West Texas Intermediate menguat 0,20% atau 0,12 poin ke posisi US$60,32 per barel. Sementara harga minyak mentah Brent menguat 0,39% atau 0,26 poin ke posisi US$66,78 per barel.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Gangguan di Teluk Meksiko, wilayah penghasil minyak dan gas Amerika Serikat dan ketegangan di Timur Tengah telah mendorong harga minyak berada di jalur kenaikan tertinggi 6 pekan terakhir, pada Jumat (12/7/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 17:39 WIB, harga minyak mentah West Texas Intermediate menguat 0,20% atau 0,12 poin ke posisi US$60,32 per barel. Sementara harga minyak mentah Brent menguat 0,39% atau 0,26 poin ke posisi US$66,78 per barel.

Seperti dikutip dari Reuters, penguatan harga minyak juga didukung oleh perusahaan minyak di Teluk Meksiko yang memangkas produksi karena Badai Tropis Barry.

Sejumlah perusahaan energi AS dilaporkan telah memangkas lebih dari 1 juta barel per hari produksi atau 53% di kawasan Teluk Meksiko, seiring dengan ancaman badai menyapu pantai Louisiana, negara bagian yang dilintasi teluk tersebut, Sabtu (14/5/2019).

Badai itu diperkirakan akan menjadi badai kategori satu dengan kecepatan angin setidaknya 74 mph (119 km / jam).

Di samping itu, pasar juga masih mengamati ketegangan yang meningkat antara Iran dan negara-negara barat. Pada Jumat (12/7), Teheran mengatakan, Inggris memainkan gim berbahaya, setelah penyitaan tanker Iran pekan lalu karena dicurigai melanggar sanksi Eropa dengan membawa minyak ke Suriah.

“Seperti yang terjadi, pelaku pasar jelas tidak membayangkan guncangan pasokan di wilayah ini. Di sisi lain, risiko geopolitik tetap ada,” kata Stephen Brennock, analis di PVM Oil Associates.

Namun, kenaikan harga minyak bakal mendapat sedikit sandungan, karena Badan Internasional Energi (International Energy Agency/IEA) memperkirakan surplus minyak telah membatasi kenaikan harga.

Pada Jumat (13/7/2019), IEA memperkirakan produksi minyak AS yang melonjak akan melebihi permintaan global, serta mengarah pada membangun stok besar di seluruh dunia dalam 9 bulan ke depan. Sehari sebelumnya, OPEC memperkirakan ada surplus minyak tahun depan meski terdapat pakta pemangkasan produksi yang dipimpin oleh kelompok tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper