Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Permintaan Suram, Harga Minyak Turun

Harga minyak mentah tergelincir dari relinya dan berakhir turun pada perdagangan Kamis (11/7/2019), di tengah ancaman dampak Badai Tropis terhadap kilang-kilang di Pantai Teluk AS, prospek perang dagang, dan kekhawatiran OPEC mengenai permintaan global.

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah tergelincir dari relinya dan berakhir turun pada perdagangan Kamis (11/7/2019), di tengah ancaman dampak Badai Tropis terhadap kilang-kilang di Pantai Teluk AS, prospek perang dagang, dan kekhawatiran OPEC mengenai permintaan global.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Agustus 2019 turun 23 sen atau 0,4 persen di level US$60,20 per barel di New York Mercantile Exchange, penurunan pertama dalam enam sesi perdagangan.

Adapun harga minyak mentah Brent untuk pengiriman September 2019 berakhir melemah 49 sen di level US$66,52 per barel di ICE Futures Europe Exchange.

Dalam cuitannya di Twitter, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa China tidak memenuhi janji untuk membeli lebih banyak produk pertanian Amerika.

Sementara itu, lebih dari separuh produksi minyak di sektor AS di Teluk Meksiko ditutup karena perusahaan-perusahaan minyak mengevakuasi platformnya.

“Harga [WTI] di atas level US$60 kemungkinan akan menarik beberapa momentum jangka pendek tambahan, tetapi jika badai berlalu di Teluk Meksiko, kita bisa melihat kenaikannya memudar saat kekhawatiran permintaan kembali menjadi fokus,” terang Ole Sloth Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank A/S.

Harga minyak telah naik di tengah tumbuhnya ketegangan di Timur Tengah. Pekan ini, Angkatan Laut Inggris dikabarkan melakukan intervensi untuk menghentikan Iran yang diduga akan merebut kapal tanker minyak di Teluk Persia.

Namun pada Kamis (11/7), OPEC juga merilis prospek pasar yang tampak lesu untuk tahun 2020, dengan merujuk pada lonjakan minyak shale AS yang mengancam akan menghasilkan surplus pasokan tahun depan.

OPEC, yang baru-baru ini sepakat untuk memperpanjang pembatasan pasokan hingga 2020, mengatakan memompa lebih banyak minyak mentah sekitar 560.000 barel per hari daripada yang dibutuhkan tahun depan.

Sementara itu, persediaan dari pesaing kartel minyak itu akan tumbuh lebih dari dua kali lebih cepat dari permintaan minyak dunia tahun depan.

“Kami memperhitungkan banyak kekhawatiran tentang badai, Iran, dan euforia tentang The Fed. Saya pikir para pedagang menjadi berhati-hati,” ujar Phil Flynn, analis pasar senior di Price Futures Group Inc.

Pergerakan minyak mentah WTI kontrak Agustus 2019

Tanggal

Harga (US$/barel)

Perubahan

11/7/2019

60,20

-0,23 poin

10/7/2019

60,43

+2,60 poin

9/7/2019

57,83

+0,17 poin

Pergerakan minyak mentah Brent kontrak September 2019

Tanggal

Harga (US$/barel)

Perubahan

11/7/2019

66,52

-0,49 poin

10/7/2019

67,01

+2,85 poin

9/7/2019

64,16

+0,05 poin

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper