Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Fluktuatif Jelang Data Ekonomi China, IHSG Melemah pada Akhir Sesi I

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG Indeks harga saham gabungan (IHSG) melemah 0,34 persen atau 21,85 poin ke level 6.395,21 pada akhir perdagangan sesi I, setelah dibuka di zona merah dengan pelemahan 0,04 persen atau 2,87 poin di level 6.414,20.
Pengunjung beraktivitas di dekat papan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/7/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya
Pengunjung beraktivitas di dekat papan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/7/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada sesi I perdagangan hari ini, Jumat (12/7/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG Indeks harga saham gabungan (IHSG) melemah 0,34 persen atau 21,85 poin ke level 6.395,21 pada akhir perdagangan sesi I, setelah dibuka di zona merah dengan pelemahan 0,04 persen atau 2,87 poin di level 6.414,20.

Adapun pada akhir perdagangan kemarin, Kamis (11/7), indeks ditutup di zona hijau dengan penguatan 0,1 persen atau 6,38 poin ke level 6.417,07.  Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.390,71 – 6.425,32.

Dari 650 saham yang diperdagangkan, 147 saham di antaranya menguat, sedangkan 207 saham melemah, dan 297 saham stagnan.

Delapan dari sembilan sektor IHSG bergerak di zona merah, didorong oleh sektor aneka industri yang melemah 1,17 persen dan disusul sektor barang infrastruktur yang melemah 1,09 persen. Adapun hanya sektor perdagangan yang tercatat menguat 0,32 persen.

IHSG melemah di saat pergerakan bursa saham lainnya di kawasan Asia variatif, di antaranya indeks Topix yang turun 0,12 persen, Nikkei 225 menguat 0,14 persen, dan indeks Hang Seng naik 0,5 persen.

Sementara itu, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China menguat masing-masing 0,46 persen dan 0,70 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,22 persen.

Dilansir Reuters, bursa Asia berfluktuasi hari ini karena investor menunggu data perdagangan dan pinjaman utama China, dan karena kekhawatiran atas ketegangan perdagangan China-AS menghadapi optimisme yang berakar pada ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve bulan ini.

China akan merilis data perdagangan Juni, dengan analis memperkirakan ekspor jatuh karena melemahnya permintaan global dan kenaikan tajam dalam tarif impor AS berdampak negatif pada perdagangan.

China juga akan merilis data pinjaman hari ini, sementara angka PDB kuartal kedua dijadwalkan rilis pada hari Senin. Pertumbuhan ekonomi China diperkirakan mencatat perlambatan ke laju terlemahnya dalam setidaknya 27 tahun, meningkatkan harapan untuk lebih banyak stimulus dari pemerintah.

"Investor menunggu data utama dirilis, dan saya tidak melihat mengapa ada orang yang ingin mengambil posisi sampai Anda mendapatkan data itu," kata Michael Every, kepala riset pasar keuangan Asia-Pasifik di Rabobank, seperti dikutip Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper