Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BIA 2019 : Bayan Resources Sabet Emiten Terbaik Sektor Pertambangan

Penghargaan diterima langsung oleh Direktur Utama Bayan Resources Dato’ Dr. Low Tuck Kwong.
Ilustrasi/bayan.com.sg
Ilustrasi/bayan.com.sg

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) mendapatkan penghargaan sebagai emiten terbaik sektor pertambangan dalam ajang penghargaan Bisnis Indonesia Award 2019.

Penghargaan diterima langsung oleh Direktur Utama Bayan Resources Dato’ Dr. Low Tuck Kwong di di Raffles Hotel, Ciputra World 1, Jakarta, Jumat (12/7/2019).

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, emiten berkode saham BYAN itu mengawali langkah dari akuisisi konsesi tambang batu bara untuk pertama kalinya pada 1997.

Bayan Group menjelma menjadi salah satu produsen emas hitam terbesar di Indonesia. Kinerja keuangan yang solid dalam 3 tahun terakhir juga turut melambungkan pergerakan saham perseroan di pasar modal.

Pada rentang 2016—2018, PT Bayan Resources Tbk. mencetak kinerja keuangan cemerlang. Perseroan membukukan pertumbuhan pendapatan 57,1% dari US$1,06 miliar pada 2017 menjadi US$1,67 miliar per 31 Desember 2018.

Keberhasilan perseroan menekan beban keuangan dari US$28,9 juta pada 2017 menjadi US$4,3 juta akhir tahun lalu menjadi salah satu faktor penopang kinerja 2018. Emiten bersandi BYAN itu mengamankan laba bersih US$524,3 juta atau naik 55,1% secara tahunan.

Dari sisi aset, total yang dimiliki US$1,15 miliar per 31 Desember 2018. Pertumbuhan 29,5% secara tahunan itu ditopang oleh peningkatan aset lancar 58,6% dan aset tidak lancar 13,9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Rasio likuiditas perseroan tercatat sebesar 123,7% per akhir 2018 atau naik 21,3% dari pe riode yang sama tahun lalu. Kondisi itu disebabkan kenaikan kas dan setara kas serta persediaan yang sebagian diimbangi dengan peningkatan utang usaha, pinjaman jangka pendek, serta utang derivatif.

Solidnya kinerja keuangan juga berimplikasi terhadap kinerja saham perseroan di pasar modal. Total kapitalisasi pasar yang dimiliki meroket dari Rp33,3 triliun akhir 2017 menjadi Rp66,2 triliun per 31 Desember 2018.

BYAN masih fokus untuk menggeluti bisnis batu bara. Perseroan menargetkan dapat memproduksi emas hitam hingga 36 juta metrik ton pada 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper