Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

11 Emiten Baru Melantai di BEI pada Pekan Ini

Sebanyak 11 perusahaan resmi mencatatkan sahamnya di papan perdagangan Bursa Efek Indonesia sepanjang pekan ini. Dengan pencatatan tersebut, total emiten di BEI mencapai 649 perusahaan.
Karyawan beraktivitas di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (3/8/2018)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan beraktivitas di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (3/8/2018)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 11 perusahaan resmi mencatatkan sahamnya di papan perdagangan Bursa Efek Indonesia sepanjang pekan ini. Dengan pencatatan tersebut, total emiten di BEI mencapai 649 perusahaan.

Dari 11 emiten baru, PT MNC Vision Networks Tbk. (IPTV) mengantongi dana hasil penawaran umum perdana yang paling besar. Nilai yang dikantongi entitas usaha Grup MNC ini mencapai Rp845,28 miliar.

Dana segar dari pasar modal itu rencananya akan digunakan IPTV untuk modal kerja dan pengembangan MNC Play dan MNC Now.

Di sisi lain, mayoritas saham pendatang baru mendapat sambutan meriah dari pelaku pasar. Tak sedikit saham baru yang menyentuh level auto reject atas sesaat setelah resmi diperdagangkan di lantai bursa.

Saham perusahaan teknologi finansial (tekfin), PT Hensel Davest Indonesia Tbk. (HDIT) salah satunya. Saham baru yang listing pada Jumat (12/7/2019) itu langsung menyentuh auto reject atas karena melonjak 260 poin atau 49,52% dari level harga IPO Rp525 ke level Rp785 per saham.

Selain HDIT, saham BLUE juga melonjak 69%, ENVY naik 50%, FUJI 70%, INOV 49,6% dan SMKL 69,95% pada hari pertama di perdagangkan di BEI.

Mayoritas emiten baru yang listing pada pekan ini menggunakan buku Desember 2018 sebagai dasar valuasi.

Kode SahamNama EmitenTanggal PencatatanDana Hasil IPO
HDITPT Hensel Davest Indonesia Tbk12-Jul-19Rp200,11 miliar
SMKLPT Satyamitra Kemas Lestari Tbk11-Jul-19Rp124,78 miliar
INOVPT Inocycle Technology Group Tbk.10-Jul-19Rp152 miliar
ARKAPT Arkha Jayanti Persada Tbk.10-Jul-19Rp118 miliar
EASTPT Eastparc Hotel Tbk9-Jul-19Rp54,88 miliar
LIFEPT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk.9-Jul-19Rp4,76 triliun*
FUJIPT Fuji Finance Indonesia Tbk.9-Jul-19Rp33 miliar
KOTAPT DMS Propertindo Tbk.9-Jul-19Rp186,6 miliar
IPTVPT MNC Vision Networks Tbk.8-Jul-19Rp845,28 miliar
BLUEPT Berkah Prima Perkasa Tbk8-Jul-19Rp21,84 miliar
ENVYPT Envy Technologies Indonesia Tbk8-Jul-19Rp222 miliar

Sumber: Bursa Efek Indonesia, diolah. (*dana IPO digenggam oleh PT Sinar Mas Multiartha Tbk.)

Sementara itu, untuk memacu jumlah emiten baru Bursa Efek Indonesia terus melakukan koordinasi dengan perusahaan penjamin pelaksana emisi efek. Terutama, 33 sekuritas yang aktif di bisnis underwriting IPO.

"Kami cukup banyak mendapatkan data dan cukup optimis untuk pencapaian ini [IPO]. Ke depan mudah-mudahan akan banyak yang tercatat," kata Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna Setya di Bursa Efek Indonesia pada awal pekan ini.

Nyoman menambahkan, hingga saat ini Bursa belum mendapatkan informasi terkait anak usaha BUMN yang bakal melakukan initial public offering (IPO).

Pada perkembangan lain, dua perusahaan dikabarkan membidik dana jumbo dari aksi go public di BEI. Mereka ialah PT Softex Indonesia dan PT Gunung Raja Paksi.

Nyoman membenarkan manajemen Softex Indonesia sudah menyambangi BEI untuk menyampaikan rencana IPO. Dikutip dari pemberitaan Bloomberg pada pertengahan Mei lalu, Softex Indonesia membidik dana segar senilai US$500 juta atau setara dengan Rp7,05 triliun (dengan kurs Rp14.093 per dolar AS).

Sementara itu, Direktur Utama Kresna Sekuritas Octavianus Budianto menyebut Gunung Raja Paksi akan menggunakan tahun buku Maret 2019 dalam rencana IPO tersebut. Perseroan berencana melepas 10% sahamnya ke publik.

Dalam catatan Bisnis, Gunung Raja Paksi sebelumnya berencana melakukan IPO pada akhir tahun lalu dengan target dana yang diincar Rp2 triliun, tetapi akhirnya menunda karena perkembangan pasar.

Laksono Widodo, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, menyampaikan bahwa nilai IPO yang besar kemungkinan bakal terjadi di sepanjang paruh pertama 2020. Nilainya diproyeksi mencapai lebih dari Rp2 triliun.

“Harapannya [ke depan] lebih bagus dan yang [perusahaan] besar-besar mungkin banyak melantai pada awal tahun depan,” katanya di Jakarta, awal bulan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper