Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

188 Saham Turun, IHSG Berbalik Melemah pada Akhir Sesi I

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG Indeks harga saham gabungan (IHSG) melemah 0,07 persen atau 4,67 poin ke level 6.406,01 pada akhir perdagangan sesi I, setelah dibuka menguat 0,22 persen atau 13,95 poin di level 6.424,63.
Karyawan melintas di dekat monitor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/10/2018)./Bisnis-Nurul Hidayat
Karyawan melintas di dekat monitor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/10/2018)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik melemah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Kamis (11/7/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG Indeks harga saham gabungan (IHSG) melemah 0,07 persen atau 4,67 poin ke level 6.406,01 pada akhir perdagangan sesi I, setelah dibuka menguat 0,22 persen atau 13,95 poin di level 6.424,63.

Adapun pada akhir perdagangan kemarin, Rabu (10/7), indeks ditutup di zona hijau dengan penguatan 0,35 persen atau 22,36 poin ke level 6.410,68.  Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.405,07 – 6.434,91.

Dari 650 saham yang diperdagangkan, 182 saham di antaranya menguat, sedangkan 188 saham melemah, dan 280 saham stagnan.

Lima dari sembilan sektor IHSG bergerak di zona merah, didorong oleh sektor industri dasar yang melemah 1,05 persen dan disusul sektor barang konsumsi yang melemah 0,51 persen.

Di sisi lain, empat sektor menguat, dipimpin oleh sektor properti yang naik 0,97 persen dan finansial dengan penguatan 0,2 persen.

IHSG melemah di saat pergerakan bursa saham lainnya di kawasan Asia cenderung menguat, di antaranya indeks Topix dan Nikkei 225 yang masing-masing menguat 0,52 persen dan 0,50 persen, sedangkan indeks Hang Seng menguat 1,05 persen.

Sementara itu, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China menguat masing-masing 0,34 persen dan 0,29 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan menguat 1,15 persen.

Dilansir Reuters, bursa saham Asia menguat setelah Gubernur Federal Reserve Jerome Powell memperkuat prospek penurunan suku bunga AS akhir bulan ini.

Dalam sebuah testimoni di hadapan Kongres pada hari Rabu (10/7), Powell mengkonfirmasi bahwa ekonomi AS masih menghadapi ancaman dari aktivitas manufaktur yang mengecewakan, inflasi yang rendah, dan perang dagang.

Powell mengatakan bank sentral siap untuk "melakukan tindakan yang sesuai".

"Pasar berharap agar Powell mengekspresikan pandangan dovish dan mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan," kata Masahiro Ichikawa, analis senior di Sumitomo Mitsui DS Asset Management, seperti dikutip Reuters.

"Fokus ke depan adalah data AS, seperti CPI (indeks harga konsumen) malam ini, dan apakah ekonomi dapat menjamin penurunan suku bunga 50 basis poin bulan ini," lanjutnya.

Laporan tenaga kerja AS bulan Juni yang kuat dirilis awal bulan ini telah mengekang ekspektasi pasar bahwa The Fed dapat menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps), dan pasar memperkirakan pemotongan 25 bps sebagai opsi yang lebih mungkin.

Tetapi sikap hati-hati Powell dunia membantu menghidupkan kembali beberapa ekspektasi pelonggaran pesar pada pertemuan kebijakan berikutnya pada 30-31 Juli mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper