Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Masih Dihantui Lemahnya Permintaan

Harga minyak dunia mentah stabil, Rabu (3/7/2019), didukung oleh perpanjangan penurunan produksi oleh OPEC dan sekutunya, meskipun ada kekhawatiran tentang permintaan minyak yang lemah karena perlambatan ekonomi global.
 Anjungan minyak/Bloomberg
Anjungan minyak/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia mentah stabil, Rabu (3/7/2019), didukung oleh perpanjangan penurunan produksi oleh OPEC dan sekutunya, meskipun ada kekhawatiran tentang permintaan minyak yang lemah karena perlambatan ekonomi global.

Data Bloomberg menunjukkan, hingga pukul 09.40 WIB, harga minyak mentah West Texas Intermediate menguat 0,52% atau 0,29 poin ke level US$56,54 per barel, sedangkan harga minyak Brent menguat 0,63% atau 0,39 poin ke posisi US$62,79 per barel.

Perkiraan penurunan besar dalam persediaan minyak mentah di Amerika Serikat juga menjadi sentimen positif bagi komoditas energi ini.

Seperti diketahui Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lain seperti Rusia - kelompok yang dikenal sebagai OPEC + -  sepakat, pada Selasa (2/7/2019), memperpanjang pengurangan pasokan minyak hingga Maret 2020.

Amarpreet Singh, analis di Barclays Commodities Research dalam sebuah catatan mengatakan bahwa pertemuan tersebut meunjukkan para anggota bersatu dalam masa-masa sulit untuk menyeimbangkan pasar, mengingat prospek lemahnya permintaan minyak akibat perlambatan ekonomi global.

"Kesepakatan itu mendukung harga minyak, dalam pandangan kami, bahkan ketika pasar tetap fokus pada sinyal makro yang lemah,” katanya dikutip dari Reuters, Rabu (3/7/2019).

Jelang rilis data energi oleh Pemerintah AS, Rabu (3/7/2019) waktu setempat, kelompok industri American Petroleum Institute (API) mencatat, persediaan minyak mentah pekanan AS turun 5 juta barel pekan lalu, lebih dari penurunan yang diharapkan sebesar 3 juta barel.

Namun, tanda-tanda perlambatan ekonomi global yang menghantam pertumbuhan permintaan minyak telah mengkhawatirkan investor. Sinyal itu terlihat pada indikator manufaktur global yang mengecewakan.

Kemudian, AS membuka sektor perdagangan lain, usai mengancam Uni Eropa dengan tarif lebih banyak untuk mengimbangi bantuan pemerintah ke industri penerbangan.

Barclays memperkirakan, permintaan minyak tumbuh pada laju paling lambat sejak 2011, memperoleh kurang dari 1 juta barel per hari pada tahun ini (year-to-year).

Sementara itu, Morgan Stanley, menurunkan perkiraan harga jangka panjang Brent menjadi US$ 60 per barel dari US$65 per barel, serta memperkirakan, pasar minyak secara luas seimbang pada 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper