Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Obligasi PP Properti (PPRO) Kelebihan Permintaan 4,5 Kali

PT PP Properti Tbk. (PPRO) memperoleh kelebih permintaan hingga 4,58 kali dari penawaran obligasi berkelanjutan I PPRO tahap III senilai Rp534,5 miliar.
Direktur Utama PT PP Properti Tbk Taufik Hidayat (kedua kanan) menjawab pertanyaan wartawan, usai rapat umum pemegang saham tahunan perseroan, di Jakarta, Rabu (10/4/2019)./Bisnis-Endang Muchtar
Direktur Utama PT PP Properti Tbk Taufik Hidayat (kedua kanan) menjawab pertanyaan wartawan, usai rapat umum pemegang saham tahunan perseroan, di Jakarta, Rabu (10/4/2019)./Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA -- PT PP Properti Tbk. (PPRO) memperoleh kelebih permintaan hingga 4,58 kali dari penawaran obligasi berkelanjutan I PPRO tahap III senilai Rp534,5 miliar.

Adapun nilai penawaran yang masuk mencapai Rp2,45 triliun. Direktur Utama PP Properti Taufik Hidayat mengungkapkan, kelebihan permintaan obligasi ini menjadi bukti bahwa para investor memiliki apresiasi yang cukup tinggi terhadap PP Properti. 

“Keberhasilan penerbitan obligasi ini tidak luput dari pemilihan timing yang tepat," tulisnya dalam keterangan resmi, Rabu (3/7/2019).
 
Penerbitan obligasi ini mendapat peringkat BBB+ dari Fitch Ratings atau termasuk Investment Grade. Taufik mengungkapkan, momentum ini didukung kenaikan peringkat Indonesia, insentif pemerintah dan banyaknya obligasi yang jatuh tempo sehingga menambah permintaan, serta posisi keuangan perseroan yang tetap tumbuh.

Adapun, penawaran obligasi tersebut merupakan bagian dari program obligasi berkelanjutan I PP Properti dengan jumlah pokok senilai Rp2 triliun. Penawaran awal pada tahap I mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan pada 28 juni 2018. 

Emisi obligasi miliki PPRO ini bertenor 3 tahun dengan kupo sebesar 11%. Hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk refinancing 56,27%, investasi 21% dan modal kerja perseroan 22,73%.  
 
“Penerbitan obligasi ini menjadi salah satu strategi PPRO untuk mengamankan pendanaan jangka panjang agar bisa mengejar target pertumbuhan bisnis ditahun ini,” ungkap Taufik.

Sebagai informasi, capaian marketing sales PPRO hingga Mei 2019 masih sekitar 30% dari target, karena terkendala pemilihan presiden dan Lebaran. Direktur Keuangan PPRO Indaryanto mengungkapkan, pada semester I/2019 ada perhelatan Pilpres, Pilkada dan Lebaran, sehingga capaian marketing sales masih belum mencapai 50% dari target yang ditetapkan. 

"Hingga Mei 2019, kami sudah mengantongi marketing sales sebesar 30% dari target, sudah dapat senilai Rp1 triliun," ungkapnya.

Target marketing sales PPRO pada 2019 senilai Rp4,17 triliun atau naik 20% dari capaian 2018 senilai Rp3,48 triliun. Pada 2018, pertumbuhan marketing sales PPRO sebesar 13% dari posisi Rp3,01 triliun pada 2017.

Selain meningkatkan marketing sales hingga 20% pada 2019, maka PPRO mengincar penaikan pendapatan sekitar 17% dan laba bersih 18%, masing-masing menjadi Rp2,93 triliun dan Rp556,07 miliar.

Menurut Indaryanto, raihan marketing sales biasanya lebih banyak pada semester II mengingat tidak adanya perhelatan politik. Pada paruh kedua tahun ini, investor cenderung melakukan wait and see dalam pembelian properti, mengingat masih adanya sengketa Pemilu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper