Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kantongi Tambahan Kontrak US$337 Juta, Ini Dampaknya untuk Kinerja Keuangan ABM Investama (ABMM)

PT ABM Investama Tbk. meyakini tambahan kontrak baru yang didapatkan oleh PT Cipta Kridatama akan berdampak positif terhadap kinerja keuangan perseroan dalam jangka panjag.
ABM Investama./Istimewa
ABM Investama./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — PT ABM Investama Tbk. meyakini tambahan kontrak baru yang didapatkan oleh PT Cipta Kridatama akan berdampak positif terhadap kinerja keuangan perseroan dalam jangka panjag.

Cipta Kridatama (CK) baru saja meneken kontrak pekerjaan dari perseroan tambang batu bara PT Multi Harapan Utama (MHU) untuk pertambangan di Kutai Kertanegara dan Samarinda, Kalimantan Timur. Kontrak tersebut bernilai US$337 juta dengan volume pemindahan material penutup 36 juta bank cubic meter (bcm) per tahun atau 180 juta bcm dalam 5 tahun.

Direktur ABM Investama Adrian Sjamsul mengatakan bahwa kontrak tersebut berdurasi lima tahun pada tahap awal. Nantinya, akan dilakukan peninjauan ulang setelah periode itu berakhir.

Dia menjelaskan bahwa dapat dampak dari kontrak baru tersebut belum dirasakan penuh pada 2019 karena baru didapatkan pada pertengahan tahun. Kendati demikian, pekerjaan tersebut akan berdampak sepenuhnya ke kinerja perseroan mulai 2020. “Baru ramp up mulai 2020. Kinerja diharapkan dalam jangka panjang semakin baik,” ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (1/7/2019).

Adrian mengatakan bahwa perseroan masih membidik satu kontrak baru lagi. Pihaknya memproyeksikan pekerjaan itu bisa dikantongi perseroan pada Juli 2019.

Pada Februari 2019, ABMM juga telah meneken kontrak jasa pertambangan dengan PT Muara Alam Sejahtera. Nilai kontrak yang dikantongi perseroan senilai US$114 juta.

Pekerjaan itu didapatkan perseroan untuk area tambang yang terletak di Marapi, Sumatra Selatan. Durasi yang diteken selama 3 tahun. Adapun, beberapa jasa penambangan yang dikerjakan di lokasi Muara Alam Sejahtera yakni pemindahan material, penyewaan alat berat, dan pengangkutan batu bara. 

Manajemen ABMM memang tidak menyampaikan target volume volume lapisan penutup atau overburden removal (OB) pada 2019. Namun, perseroan menyatakan akan memacu lini usaha tersebut melalui Ciptra Kridatama.

Pada 2018, perseroan tercatat merealisasikan volume OB 140 juta bcm. Direktur Utama Cipta Kridatama Feriwan Sinatra mengklaim kerja sama dengan MHU menjadi langkah positif perseroan dalam memperkuat kinerja pada semester awal 2019. Hal itu menurutnya menunjukkan konsistensi posisi CK sebagai mitra kontraktor jasa pertambangan.

“Komitmen kerja CK dilakukan dengan professional dan baik sesuai standar nilai kepatuhan pertambangan, termasuk tentunya dengan selalu memperhatikan kesehatan keamanan keselamatan kerja dan lingkungan hidup di setiap lingkungan kerja kami,” paparnya.

Sebagai catatan, ABMM menjalankan tiga unit bisnis utama yakni penambangan batu bara, jasa kontraktor pertambangan, dengan dukungan engineering services dan logistik terintegrasi. Adapun, perseroan merupakan bagian dari grup Tiara Marga Trakindo (TMT).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper