Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS dan Kanada Geser Australia Sebagai Pemasok Batu Bara Kokas ke India

Amerika Serikat dan Kanada menggeser posisi Australia sebagai pemasok batu bara kokas ke India dalam setahun terakhir.
Salah satu lokasi pertambangan batu bara di Kalimantan Timur./JIBI-Rachmad Subiyanto
Salah satu lokasi pertambangan batu bara di Kalimantan Timur./JIBI-Rachmad Subiyanto

Bisnis.com, JAKARTA – Amerika Serikat dan Kanada menggeser posisi Australia sebagai pemasok batu bara kokas ke India dalam setahun terakhir.

Hal itu karena pabrik-pabrik baja sedang mencari alternatif pemasok lain guna mengurangi ketergantungan mereka pada Australia, negara penghasil batu bara terbesar di dunia.

Data kementerian batu bara India yang dihimpun oleh Reuters, dikutip Kamis (27/6/2019), menunjukkan bahwa pangsa batu bara kokas Australia di India turun menjadi 71% atau 36,91 juta ton, selama setahun yang berakhir pada Maret tahun ini, dari sekitar 88% pada 3 tahun lalu.

Sementara itu, AS dan Kanda mempunyai pangsa pasar batu bara 5,6% pada tiga tahun lalu. Namun, India telah mengimpor 4,29 juta ton batu bara kokas dari Kanada selama 2018/2019. Jumlah itu setara 8,27% dari keseluruhan pengiriman India sebesar 51,84 juta ton.

Kemudian, impor batu bara kokas dari Amerika Serikat sebesar 4,13 juta ton atau 8% dari semua pengiriman ke India pada kurun waktu yang sama.

Gangguan rutin pada pemasok batu bara kokas utama India selama beberapa tahun terakhir, termasuk banjir di wilayah penghasil utama batu bara pada Februari, serta topan yang melanda Queensland pada 2017, telah menyebabkan kekhawatiran gangguan pasokan komoditas energi tersebut.

Secara keseluruhan impor batu bara kokas India naik 10,3% menjadi 51,84 juta ton, sementara impor batu bara termal naik 13,72% selama 2018/2019.

Impor batu bara India yang lebih tinggi merupakan keuntungan bagi penambang internasional seperti Adaro Energy Indonesia, Whitehaven Coal Australia, penambang batu bara AS Peabody Energy Corp, dan trader komoditas global seperti Glencore.

India memperkirakan permintaan batu bara kokas meningkat lebih dari dua kali lipat dalam 10 tahun, karena negara ini berencana untuk meningkatkan produksi baja mentahnya menjadi 300 juta ton pada 2030 dari produksi tahunan saat ini sebesar 132 juta ton.

Pabrik-pabrik baja India mengimpor sebagian besar kebutuhan batubara kokas mereka karena produksi domestik yang langka.

Sementara itu, Indonesia tetap menjadi pemasok utama pada 2018/2019, tercatat salah satu produsen batu bara dunia itu telah memasok tiga perlima atau berjumlah 111,6 juta ton emas hitam itu ke India.

Impor batu bara dari Afrika Selatan berjumlah 31,15 juta ton, atau kurang dari seperenam dari seluruh impor batu bara termal India.

Tingkat pertumbuhan impor batu bara termal dari negara-negara seperti Rusia dan Australia sebagian besar sejalan dengan lonjakan impor secara keseluruhan, sementara impor batu bara dari Mozambik melampaui pertumbuhan keseluruhan, naik 37,4% menjadi 4,85 juta ton.

Meskipun demikian, ekspor batu bara termal Australia ke India dapat meningkat begitu tambang Carmichael Adani Enterprises mulai mengekspor, yang diperkirakan beroperasi dalam 2 tahun mendatang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper