Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Bitcoin Naik Gila-gilaan, yakin karena Facebook?

Harga Bitcoin naik gila-gilaan sepanjang tahun 2019. Tajuk pemberitaan yang bertebaran menyebut jasa Facebook atas lonjakan mata uang kripto (cryptocurrency) paling populer ini. Yakin?
Ilustrasi bitcoin./Reuters-Dado Ruvic
Ilustrasi bitcoin./Reuters-Dado Ruvic

Bisnis.com, JAKARTA – Harga Bitcoin naik gila-gilaan sepanjang tahun 2019. Tajuk pemberitaan yang bertebaran menyebut jasa Facebook atas lonjakan mata uang kripto (cryptocurrency) paling populer ini. Yakin?

Para analis maupun pelaku pasar kripto ramai menggambarkan prospek indah yang bakal dialami Bitcoin ke depannya.

Padahal, kilas balik cerita, tak banyak yang mau berani memprediksikan prospek Bitcoin pada 2019. Wajar saja, karena popularitasnya meredup dengan pergerakan harga yang terseok-seok sepanjang 2018 setelah mengalami tahun penuh euforia pada 2017.

Namun sekonyong-konyong, Bitcoin tampak bangkit dari keterpurukannya sejak awal 2019. Berdasarkan data Yahoo Finance, harga Bitcoin telah melonjak sekitar 245 persen sepanjang tahun ini.

Harga Bitcoin Naik Gila-gilaan, yakin karena Facebook?

Harga Bitcoin bahkan mengakhiri sesi perdagangan Rabu (26/6/2019) dengan membukukan kenaikan hari kedelapan beruntun. Setelah dibuka naik sebesar lebih dari US$1.200 di US$11.375 per koin, harga berakhir sedikit di bawah level 13.000, seperti dilansir dari Coindesk.

Seperti yang diketahui, pada pertengahan Juni, Facebook mengumumkan akan meluncurkan Libra. Mata uang kripto terbaru ini digadang-gadang siap mengalahkan pamor Bitcoin dan diharapkan dapat diperdagangkan secara global seperti dolar AS.

VP Blockchain Facebook David Marcus mengatakan bahwa koin yang direncanakan meluncur pada paruh pertama 2020 tersebut akan didukung oleh mata uang pemerintah dan sekuritas.

Hal ini penting demi menghindari fluktuasi besar pada nilainya sehingga Libra dapat digunakan untuk transaksi sehari-hari.

Meski sempat terdengar spekulasi kekhawatiran atas ancaman kehadiran Libra terhadap Bitcoin, banyak yang kemudian menilai bahwa pamor Bitcoin justru kembali terangkat oleh Libra.

Tapi nyatanya, harga Bitcoin sudah mencatatkan kenaikan hampir 200 persen sebelum 18 Juni, ketika Facebook mengumumkan rencananya untuk meluncurkan Libra dan dompet digital yang disebut Calibra.

Pemberitaan tentang rencana raksasa media sosial asal Amerika Serikat (AS) ini justru awalnya mengirimkan harga Bitcoin ke posisi lebih rendah untuk beberapa hari pertama, sebelum kemudian kembali pulih.

Sebagian kalangan berpendapat bahwa Libra, yang didukung nama-nama besar seperti Visa, MasterCard, PayPal, Stripe, Spotify, Uber, dan Lyft, akan berdampak buruk bagi Bitcoin.

Ini terutama karena Asosiasi Libra mengungkapkan tujuan Libra untuk "mengembalikan istilah 'mata uang' ke dalam cryptocurrency" dengan menjadi koin yang dapat digunakan sehari-hari.

Namun beberapa hari setelah pengumuman Facebook itu, lebih banyak pelaku cryptocurrency yang melihat bahwa pemakaian teknologi blockchain oleh Facebook dan mitra-mitra besarnya justru menjadi dukungan untuk Bitcoin (dan mata uang kripto lain).

Dengan kata lain, langkah yang diambil Facebook setidaknya telah membantu mengangkat harga cryptocurrency lainnya lebih tinggi. Tapi bukan berarti Facebook menjadi pendorong utamanya.

Lantas apa alasan sebenarnya Bitcoin bergerak lebih tinggi sepanjang tahun ini?

CME Group, yang meluncurkan perdagangan berjangka Bitcoin pada Desember 2017, menuliskan di Twitter pada 18 Juni tentang tanda-tanda meningkatnya minat institusional.

Ada banyak berita kripto institusional yang positif baru-baru ini. JPMorgan meluncurkan cryptocurrency internal sendiri, JPM Coin. Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) AS, pekan ini menyetujui LedgerX untuk menawarkan kontrak derivatif Bitcoin, dan menuntaskannya dalam Bitcoin aktual.

Dan sebuah laporan bulan ini dari Bitwise, yang disorot oleh analis JPMorgan, menetapkan bahwa minat institusional di pasar berjangka bitcoin “telah secara signifikan diremehkan”.

Hal ini telah mendorong pemikiran bahwa, tidak seperti kenaikan harga pada akhir 2017, yang didorong oleh pembelian oleh ritel, pergerakan yang dialami Bitcoin kali ini berbeda.

Seperti yang juga diutarakan CEO Genesis Trading Michael Morro, pasar Bitcoin dewasa ini sangat berbeda dibandingkan dengan 2017.

“Tahun 2019 memiliki sedikit gangguan. Ini juga ruang yang berbeda karena produk berjangka Bitcoin CME tidak tersedia hingga Desember 2017,” jelas Morro, seperti dikutip dari Yahoo Finance.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper