Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Mentah Melonjak, Harga Batu Bara Masih Lanjutkan Pelemahan

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak Juli 2019 ditutup melemah 0,66 persen atau 0,45 poin ke level US$68,2 per metrik ton.
Penambangan batu bara./Bloomberg-George Frey
Penambangan batu bara./Bloomberg-George Frey

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara di bursa Newcastle melanjutkan pelemahan pada hari perdagangan ketiga berturut-turut kemarin, Rabu (26/6/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak Juli 2019 ditutup melemah 0,66 persen atau 0,45 poin ke level US$68,2 per metrik ton.

Harga batu bara melanjutkan pelemahannya di hari ketiga setelah pada perdagangan sebelumnya, Selasa (25/6), ditutup melemah 2 persen atau 1,40 poin ke level US$68,65 per metrik ton.

Adapun harga batubara Newcastle untuk kontrak Agustus 2019 juga ditutup melemah 0,4 persen atau 0,57 poin ke level US$69,55 per metrik ton.

Di sisi lain, harga harga batu bara di bursa ICE Rotterdam untuk kontrak teraktif Juli 2019 ditutup rebound dengan penguatan 0,3 persen atau 0,15 persen ke level US$49,60 per metrik ton.

Berbanding terbalik dengan harga batu bara, harga minyak mentah naik ke level tertingginya dalam lima pekan pada akhir perdagangan Rabu, seiring dengan meningkatnya prospek permintaan yang didorong penurunan tajam jumlah stok minyak mentah di Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Agustus 2019 ditutup melonjak US$1,55 di level US$59,38 di New York Mercantile Exchange, level penutupan tertinggi untuk kontrak ini sejak 22 Mei.

Adapun harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus 2019 berakhir menguat US$1,44 atau 2,2 persen di level US$66,49 per barel di ICE Futures Europe Exchange. Minyak acuan global ini diperdagangkan premium sebesar US$7,11 terhadap WTI.

Dilansir dari Bloomberg, harga minyak di New York melonjak 2,7 persen setelah Energy Information Administration (EIA) melaporkan penurunan stok minyak mentah domestik sebesar 12,8 juta barel pekan lalu.

Penurunan terbesar sejak September 2016 dalam hal pasokan minyak AS ini disertai dengan rekor ekspor minyak mentah dan produk olahan serta permintaan bensin yang tetap di kisaran level tertingginya sepanjang masa.

EIA juga menemukan bahwa dengan turunnya impor pekan lalu, AS adalah eksportir bersih minyak mentah dan produk-produk minyak bumi untuk ketiga kalinya yang tercatat sejak 1990, EIA menemukan.

Sementara itu, jumlah persediaan bensin turun 1 juta barel, sebagian karena ledakan dan kebakaran di Philadelphia Energy Solutions, kilang terbesar di Pantai Timur.

“Ekspor AS akan terus tumbuh, dan itu positif untuk keseimbangan minyak mentah jangka panjang di sini,” ujar Nick Holmes dari Tortoise. “Kita berharap akan terus melihat hasil yang imbang hingga paruh kedua tahun ini.”

 

Pergerakan harga batu bara kontrak Juli 2019 di bursa Newcastle
TanggalHarga (US$/MT)

26 Juni

68,20

(-0,45 persen)

25 Juni

68,85

(-2 persen)

24 Juni

70,05

(-1,20 persen)

21 Juni

70,90

(+2,01 persen)

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper