Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Lesu, IHSG Menguat Tipis pada Akhir Sesi I

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,07 persen atau 4,41 poin ke level 6.324,86 pada akhir perdagangan sesi I hari ini dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mempertahankan penguatannya pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (26/6/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,07 persen atau 4,41 poin ke level 6.324,86 pada akhir perdagangan sesi I hari ini dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

IHSG sebelumnya dibuka di zona hijau dengan penguatan 0,05 persen atau 3,37 poin ke level 6.323,81. Adapun pada akhir perdagangan Selasa (25/6), IHSG ditutup rebound 0,51 persen atau 31,98 poin ke level 6.320,44.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.317,82-6.333,28.

Empat dari sembilan sektor menetap di zona hijau, dipimpin oleh sektor infrastruktur dengan penguatan 0,93 persen, disusul sektor finansial yang menguat 0,17 persen.

Di sisi lain, sektor aneka industri yang melemah 0,79 persen dan pertanian yang turun 0,55 persen menahan penguatan IHSG pada akhir sesi I hari ini.

Sebanyak 175 saham menguat, 194 saham melemah, dan 267 saham stagnan dari 636 saham yang diperdagangkan.

Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang masing-masing menguat 0,75 persen dan 0,46 persen menjadi penopang utama IHSG pada akhir sesi I berdasarkan kapitalisasi pasar.

IHSG menguat di saat indeks saham lainnya di Asia bergerak melemah, dengan indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing melemah 0,65 persen dan 0,68 persen pada pukul 11.59 WIB, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,03 persen.

Sementara itu di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 melemah masing-masing 0,24 persen dan 0,25 persen. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,05 persen.

Dilansir Reuters, bursa saham Asia melemah pada perdagangan Rabu pejabat Federal Reserve menahan harapan di pasar untuk pelonggaran moneter yang agresif.

Gubernur The Fed Jerome Powell pada hari Selasa menekankan independensi bank sentral dari Presiden AS Donald Trump, yang mendorong penurunan suku bunga secara agresif.

Meskipun komentar Powell tersebut menurunkan ekspektasi untuk pengurangan setengah poin persentase pada pertemuan Juli Fed, investor masih mengharapkan setidaknya ada penurunan sebesar seperempat poin persentase.

Secara terpisah, Presiden The Fed wilayah St Louis James Bullard mengatakan kepada Bloomberg Television bahwa dia tidak berpikir ekonomi AS cukup mengerikan untuk menjamin pemangkasan 50 basis poin pada Juli, meskipun dia mengatakan akan ada penurunan.

Menurut data terbaru program FedWatch dari CME Group, probabilitas pemotongan 50 basis poin pada pertemuan The Fed bulan Juli mencapai 33 persen, turun dari 38 persen sebelumnya, sementara pemotongan setidaknya 25 basis poin dianggap pasti.

Trump mengatakan di Twitter pada hari Senin bahwa The Fed "tidak tahu apa yang dilakukannya," menambahkan bahwa The Fed menaikkan suku bunga terlalu cepat dan gagal karena inflasi rendah dan pertumbuhan global melambat.

"Sementara komentar Powell tidak mengubah ekspektasi bahwa Fed akan melonggarkan cepat atau lambat, mereka meninggalkan sedikit dampak negatif pada pasar saham," kata Masahiro Ichikawa, analis senior di Sumitomo Mitsui DS Asset Management, seperti dikutip Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper