Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Mentah Masih Reli, Harga Batu Bara Akhiri Penguatan

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak Juli 2019 ditutup melemah 1,20 persen atau 0,85 poin ke level US$70,05 per metrik ton.
Penambangan batu bara./Bloomberg-George Frey
Penambangan batu bara./Bloomberg-George Frey

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara di bursa Newcastle ditutup melemah pada akhir perdagangan kemarin, Senin (24/6/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak Juli 2019 ditutup melemah 1,20 persen atau 0,85 poin ke level US$70,05 per metrik ton.

Pada akhir perdagangan Jumat pekan lalu, harga batu bara kontrak Juli 2019 ditutup menguat 2,01 persen atau 1,4 poin ke level US$70,90 per metrik ton.

Di bursa ICE Rotterdam, harga batu bara untuk kontrak teraktif Juli 2019 juga ikut ditutup di zona merah dengan pelemahan 0,5 persen atau0,25 poin ke level US$50,20 per metrik ton.

Berbanding terbalik dengan harga batu bara, harga minyak mentah melanjutkan penguatannya pada akhir perdagangan hari ketiga berturut-turut, di tengah prospek konfrontasi antara AS dan Iran.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Agustus 2019 ditutup menguat 0,8 persen atau 47 sen di level US$57,90 per barel di New York Mercantile Exchange.

Meski demikian, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus 2019 tergelincir ke zona merah dan ditutup 34 sen di level US$64,86 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

Beberapa hari setelah secara tiba-tiba membatalkan serangan terhadap Iran, Presiden AS Donald Trump, melalui Twitter, mempertanyakan alasan perlunya melindungi Selat Hormuz, jalur perairan di Teluk Persia.

Trump juga menjatuhkan sanksi-sanksi baru pada pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dan delapan komandan militer.

Ketegangan antara AS dan Iran telah meningkat setelah pemerintah AS menuding Iran bertanggung jawab atas serangan terhadap dua tanker di dekat Selat Hormuz, wilayah yang dilalui sekitar 20 persen dari produksi minyak dunia.

Hal ini kontan meningkatkan prospek konfrontasi militer dan gangguan pasokan minyak mentah di Timur Tengah. Meski sentimen ini mampu mengerek minyak WTI, harga minyak Brent justru turun.

Menurut Bill O'Grady, chief market strategist di Confluence Investment Management LLC., pelemahan harga Brent sebagian karena pedagang menurunkan kemungkinan adanya konfrontasi langsung.

“Minyak AS, meski demikian, mungkin terlihat lebih menarik seiring dengan memanasnya ketegangan. Data pemerintah pekan lalu juga mengindikasikan permintaan di AS sedang meningkat,” jelas O'Grady, seperti dilansir dari Bloomberg.

“Antara ekspor yang lebih tinggi dan harapan untuk kontraksi inventaris di AS, berlanjutnya kenaikan harga WTI sepertinya wajar terjadi,” tambahnya.

Pergerakan harga batu bara kontrak Juli 2019 di bursa Newcastle
TanggalUS$/MT

24 Juni

70,05

(-1,20 persen

21 Juni

70,90

(+2,01 persen)

20 Juni

69,50

(+1,31 persen)

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper