Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gejolak Geopolitik Tekan Bursa Global, Emas Diburu

Bursa Eropa kompak melemah bersama bursa Asia dan indeks futures Amerika Serikat (AS) pada perdagangan siang tadi, Selasa (25/6/2019), menantikan perhelatan KTT G20 di Osaka, Jepang, pada 28-29 Juni.
BUrsa Asia/Reuters
BUrsa Asia/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Eropa kompak melemah bersama bursa Asia dan indeks futures Amerika Serikat (AS) pada perdagangan siang tadi, Selasa (25/6/2019), menantikan perhelatan KTT G20 di Osaka, Jepang, pada 28-29 Juni.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 turun 0,3 persen ke level terendahnya dalam lebih dari sepekan pada pukul 08.07 pagi waktu London (pukul 14.07 WIB), sedangkan indeks futures S&P 500 turun 0,2 persen.

Pada saat yang sama, indeks MSCI Emerging Market melemah 0,4 persen, penurunan terbesar dalam lebih dari sepekan, dan indeks MSCI Asia Pacific turun 0,3 persen.

Dilansir dari Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 melemah untuk perdagangan hari ketiga saat hampir setiap sektor bergerak turun.

Pergerakan tersebut menyeret bursa saham di Asia, di mana indeks saham acuan di Tokyo, Seoul, dan Sydney membalik kenaikan sebelumnya setelah Iran mengindikasikan bahwa pengenaan sanksi baru telah menutup solusi diplomatik untuk perselisihan dengan Washington.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump baru-baru ini dikabarkan berpikir menarik diri dari perjanjian pertahanan dengan Jepang yang menurutnya telah memperlakukan AS dengan tidak adil.

Dengan tekanan antara AS dan Iran, investor menemukan sedikit alasan untuk memperpanjang reli yang dipicu oleh pandangan dovish bank sentral.

Selain itu, Gedung Putih tampaknya mengecilkan harapan akan tercapainya terobosan perdagangan dalam pertemuan Trump dan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20.

Di tengah gejolak geopolitik ini, investor pun memburu aset-aset yang dipandang lebih aman seperti emas dan yen. Harga emas melonjak ke level tertingginya dalam enam tahun, sedangkan nilai tukar yen menguat terhadap dolar AS.

Di sisi lain, harga minyak mentah bergerak ke posisi lebih rendah setelah mampu rally sebelumnya saat investor mempertimbangkan situasi di Timur Tengah terhadap kemungkinan OPEC+ untuk memperpanjang langkah pengurangan produksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper