Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pakuwon Jati (PWON) Siapkan Proyek Baru Senilai Rp2 Triliun

Emiten properti, PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) siap melakukan konstruksi proyek baru di Bekasi dengan nilai investasi hingga Rp2 triliun.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten properti, PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) siap melakukan konstruksi proyek baru di Bekasi dengan nilai investasi hingga Rp2 triliun.

Presiden Direktur PWON A. Stefanus Ridwan S. mengungkapkan bahwa perseroan akan meluncurkan beberapa proyek baru di Bekasi, dengan membangun 4 kondominium, 2 hotel dan 1 mal. Saat ini, PWON sudah memperoleh izin prinsip dan sedang menanti rekomendasi lalin dari pemerintah setempat.

"Tidak lama lagi akan selesai perizinan, semoga akhir tahun ini bisa kontruksi. Belanja modal untuk proyek di Bekasi Barat mencapai Rp2 triliun," ungkapnya di Jakarta, Selasa (25/6/2019).

Proyek senilai Rp2 triliun itu akan dibangun di atas lahan 3,6 ha. Dia menambahkan, lahan di Bekasi telah diperoleh sejak 2007 dan tahun ini menjadi momentum yang tepat untuk memulai pembangunan.

Menurutnya, Bekasi semakin berkembang dan daya beli semakin meningkat, apalagi bakalan ada LRT. Proyek di Bekasi ini membutuhkan waktu pembangunan hingga 3 tahun.

Direktur Pengembangan PWON Ivy Wong menuturkan bahwa saat ini pemerintah tengah mendorong bisnis properti untuk tumbuh. Dia mengungkapkan, pemerintah telah memberikan kelonggaran untuk  pajak penjualan atas barang merah (PPnBM) yang membebaskan pengenaan PPnBM untuk hunian di bawah Rp30 miliar.

Lalu disusul dengan penurunan tarif pajak penghasilan (PPh) 22 atas hunian mewah, dari tarif 5% menjadi 1%. "Januari hingga sekarang masih agak lesu, dan kini pemerintah yang mendorong sektor properti untuk meningkatkan pembelian properti dan juga dari perbankan untuk menurunkan bunga pinjaman properti.  Ini untuk menciptakan mindset, supaya investor tidak hanya wait and see, tetapi langsung melakukan eksekusi," ungkapnya.

Ivy menambahkan, target marketing sales pada tahun ini senilai Rp2,2 triliun, atau masih sama dengan tahun lalu. Adapun komposisi terdiri dari 52% recuring income dan 48% development revenue.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper