Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hari Ini Pelayaran Tamarin Samudra (TAMU) Diperdagangkan Dengan Harga Baru

Saham PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk. mulai diperdagangkan dengan pemecahan nilai nominal saham atau stock split pada Selasa (25/6/2019).
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (27/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (27/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA -- Saham PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk. mulai diperdagangkan dengan pemecahan nilai nominal saham atau stock split pada Selasa (25/6/2019).

Berdasarkan keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, setelah stock split, harga saham emiten berkode TAMU tersebut menjadi Rp10 per saham dari sebelumnya Rp100.

Sementara itu, jumlah saham beredar perseroan setelah stock split akan berjumlah 37,5 miliar saham dari jumlah sebelumnya 3,75 miliar saham.

Sebelumnya, para pemegang saham telah menyetujui aksi korporasi yang dilakukan perseroan tersebut dalam rapat umum pemegang saham luar biasa yang digelar perseroan pada Kamis (2/5/2019).

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menjelaskan bahwa aksi stock split yang dilakukan perseroan merupakan salah satu langkah yang ditempuh guna membuat saham perseroan menjadi lebih menaik.

Menurutnya, dengan jumlah saham yang beredar yang lebih banyak dan harga yang lebih murah membuat saham tersebut menjadi lebih likuid.

"Karena kalau harganya tinggi yang beli menjadi lebih terbatas, kalau harganya lebih rendah jadi lebih likuid dan lebih menarik," ujarnya kepada Bisnis, Senin (24/6/2019).

Selain itu, aksi korporasi tersebut menunjukman bahwa perseroan menjaga harga saham untuk para investor.

Pasalnya, perseroan melihat pergerakan harga sahamnya yang semakin meningkat setiap harinya dan membuat sahamnya menjadi tidak likuid.

"Sehingga mereka perlu melakukan adjust terhadap harga, sehingga turun harganya jadi ini signal yang bagus dari korporasi," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper